1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikUkraina

Rusia Sebut Resimen Azov Ukraina sebagai Kelompok Teroris

3 Agustus 2022

Pengadilan tinggi Rusia telah menetapkan salah satu formasi militer Ukraina yang paling menonjol sebagai organisasi teroris, sehingga membuka jalan bagi tuduhan teror terhadap beberapa milisi yang ditangkap.

https://p.dw.com/p/4F2YC
Resimen Azov
Resimen Azov telah berada di garis depan pertahanan Ukraina melawan invasi RusiaFoto: Andrew Kravchenko/AP Photo/picture alliance

Mahkamah Agung Rusia pada Selasa (02/08) menyatakan Resimen Azov Ukraina sebagai organisasi teroris. Terlepas dari masa lalunya yang kelam, Resimen Azov dipuji di Ukraina sebagai pahlawan karena berjuang mempertahankan wilayah timur negara itu dari invasi Rusia.

Apa yang dimaksud dengan tudingan teroris?

Diperkirakan 1.000 tentara Azov ditahan oleh Rusia dan pasukan sekutu Moskow di Ukraina timur. Banyak yang ditangkap ketika kota pelabuhan Mariupol di Ukraina tenggara pada Mei lalu setelah pengepungan selama berbulan-bulan.

Resimen ini menghadapi kasus kriminal karena Rusia menuduh mereka membunuh warga sipil. Di bawah undang-undang anti-teror yang ketat, tentara Azov yang ditangkap dapat memiliki hak yang lebih sedikit dan hukuman penjara yang lebih lama, hingga 20 tahun.

Para pemimpin separatis dari "Republik Rakyat Donetsk" yang memproklamirkan diri di Ukraina timur mengatakan pada Mei 2022 bahwa para pejuang Azov dapat menghadapi hukuman mati.

Kedutaan Rusia di London juga memicu kemarahan pekan lalu ketika memposting di Twitter bahwa tawanan tentara Azov "pantas mendapatkan kematian yang memalukan."

Apa itu Resimen Azov?

Resimen Azov dimulai sebagai unit paramiliter untuk berperang melawan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur pada tahun 2014. Resimen ini kemudian diintegrasikan ke dalam penjaga nasional Ukraina.

Resimen itu awalnya menarik pejuang dari kalangan sayap kanan dan ultra-nasionalis, meskipun anggotanya saat ini menolak tuduhan ekstremisme.

Pada 2019, Kongres AS nyaris menetapkan resimen itu sebagai "organisasi teroris", tetapi akhirnya tidak. Namun, selama bertahun-tahun, Azov telah mempertahankan kontak dengan gerakan sayap kanan di luar negeri, termasuk di Jerman.

Moskow secara konsisten menuding Azov untuk mendukung klaimnya bahwa Ukraina dikendalikan oleh "neo-Nazi."

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (02/08), Resimen Azov mengatakan bahwa Rusia sedang mencari pembenaran baru untuk kejahatan perang, dan meminta Washington untuk menunjuk Moskow sebagai negara teroris.

"Setelah eksekusi publik terhadap tawanan perang dari resimen 'Azov' di Olenivka, Rusia mencari alasan dan penjelasan baru atas kejahatan perangnya," kata unit itu, merujuk pada ledakan pekan lalu yang menewaskan lebih dari 50 orang di sebuah lokasi penahanan tawanan perang Ukraina. Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas ledakan itu.

rs/ha (AP, Reuters)