Rusia Tangguhkan Misi Diplomatiknya di NATO
19 Oktober 2021Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Senin (18/10) mengatakan bahwa negaranya telah menangguhkan misinya ke NATO. Menurut Lavrov, langkah ini merupakan tanggapan atas pengusiran delapan staf Rusia yang terjadi pekan lalu.
"Sebagai akibat dari tindakan NATO yang disengaja, kami praktis tidak memiliki syarat untuk melakukan pekerjaan diplomatik dasar, dan sebagai tanggapan atas tindakan NATO, kami menangguhkan pekerjaan terkait misi permanen kami untuk NATO, termasuk pekerjaan kepala utusan militer,” kata Lavrov.
Lavrov menambahkan bahwa staf misi militer NATO di Moskow juga akan dicabut akreditasinya mulai 1 November mendatang. Jika diperlukan, NATO dapat berinteraksi dengan Rusia melalui kedutaan besarnya di Brussels, kata Lavrov seperti diberitakan media-media Rusia.
Lavrov juga mengeluhkan bahwa "NATO sama sekali tidak tertarik pada dialog yang setara atau kerja sama.”
Apa kata NATO?
NATO sebelumnya telah mengatakan bahwa kedelapan orang yang diusir itu sejatinya merupakan "perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan.”
Pengusiran ini juga berarti bahwa setengah dari tim Moskow dilarang bekerja di markas NATO di Brussel.
Merespons pengumuman terbaru Rusia yang menangguhkan misinya, seorang juru bicara NATO mengatakan: "Kami telah mengetahui tentang komentar Menteri Lavrov ke media, namun kami belum menerima komunikasi resmi tentang masalah tersebut.”
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Luar Jerman Heiko Maas mengatakan kepada DW bahwa keputusan Rusia untuk menutup misi NATO-nya justru membuat hubungan dengan Moskow menjadi lebih sulit.
"Kita harus mengakui bahwa Rusia tampaknya tidak lagi [bersedia bekerja sama],” kata Maas. Ia menyebut keputusan Rusia tersebut "bukan hanya sekadar disesalkan, tapi juga akan merusak hubungan secara serius.”
Hubungan NATO-Rusia saat ini
Kerja sama praktis antara Rusia dan NATO dihentikan pada tahun 2014, sebagai tanggapan atas pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Moskow. Namun, keduanya tetap mempertahankan saluran komunikasinya terbuka untuk memfasilitasi koordinasi antara militer-ke-militer di tingkat tinggi.
Tapi semenjak hubungan Rusia dan Barat memburuk akibat provokasi yang dilakukan Rusia, kerja sama yang disebut sebagai Dewan NATO-Rusia itu jarang melakukan pertemuan.
Kepada DW, mantan pejabat senior NATO Jamie Shea menjelaskan pandangannya. "Ini adalah dua pihak yang belum banyak berbicara satu sama lain. Dan karena Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda menarik diri dari Krimea dalam waktu dekat – yang menjadi syarat dari NATO untuk kembali ke hubungan normal – situasi ini kemungkinan akan terus berlanjut untuk waktu yang lama.”
gtp/pkp (AP, Reuters, AFP)