Rusia Tinggalkan Stasiun Luar Angkasa ISS, NASA: Belum Resmi
27 Juli 2022Kepala Badan Antariksa Rusia atau Roscosmos yang baru dilantik Presiden Vladimir Putin, Yuri Borisov, mengumumkan pada hari Selasa (26/07) bahwa negaranya berencana untuk menarik diri dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2024. Namun, pejabat senior NASA mengatakan Moskow belum secara resmi menyampaikan niat untuk mengakhiri kemitraan orbitalnya yang berusia dua dekade tersebut dengan Amerika Serikat.
Ketegangan yang meningkat antara Moskow dan Washington atas invasi ke Kyiv telah menimbulkan keraguan selama berbulan-bulan tentang kerja sama luar angkasa kedua negara.
Sebelumnya, kedua bekas musuh saat Perang Dingin itu menandatangani perjanjian pertukaran kru kurang dari dua minggu lalu, memungkinkan astronaut Amerika Serikat dan kosmonot Rusia untuk berbagi penerbangan di pesawat ruang angkasa masing-masing ke dan dari ISS di masa depan.
Administrator NASA Bill Nelson mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali komitmen AS untuk menjaga ISS tetap beroperasi hingga 2030, seraya menambahkan bahwa badan antariksa itu berkoordinasi dengan mitranya.
"NASA belum mengetahui keputusan dari salah satu mitra kami, meskipun kami terus membangun kemampuan masa depan untuk memastikan kehadiran utama kami di orbit rendah Bumi," katanya.
Diluncurkan pada tahun 1998, ISS beroperasi di bawah kemitraan yang dipimpin AS-Rusia yang juga mencakup Kanada, Jepang, dan 11 negara Eropa.
"Tentu saja, kami akan memenuhi semua kewajiban kami kepada mitra kami, tetapi keputusan tentang penarikan dari stasiun setelah 2024 telah dibuat," kata Borisov kepada Presiden Vladimir Putin, Selasa (26/07).
AS belum terima informasi resmi dari Rusia
Direktur ISS NASA Robyn Gatens mengatakan rekan-rekan Rusia-nya belum membahas niat penarikan diri tersebut. "Belum ada yang resmi," ujarnya dalam sebuah wawancara pada konferensi ISS di Washington. "Kami belum mendapatkan sesuatu yang resmi."
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Peters juga mengatakan Moskow "belum secara resmi memberitahu Amerika Serikat tentang niat mereka untuk menarik diri dari ISS."
Stasiun luar angkasa lahir sebagian dari inisiatif kebijakan luar negeri untuk meningkatkan hubungan AS dan Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet dan permusuhan Perang Dingin.
NASA dan Roscosmos telah melakukan pembicaraan untuk memperpanjang partisipasi ISS Rusia hingga 2030. Tahun ini, Gedung Putih menyetujui rencana NASA untuk terus menjalankan ISS hingga saat itu.
Pejabat NASA sebelumnya mengatakan kerja sama bilateral di stasiun luar angkasa tetap utuh.
Pernyataan Borisov pada hari Selasa (26/07) mengikuti pola yang mirip dengan pendahulunya, Dmitry Rogozin, yang selama masa jabatannya terkadang mengisyaratkan niat untuk menarik diri dari ISS, langkah berbeda dengan pembicaraan resmi antara NASA dan Roscosmos.
Saat dimintai klarifikasi tentang rencana stasiun luar angkasa Rusia, juru bicara Roscosmos merujuk Reuters ke pernyataan Borisov tanpa mengatakan apakah itu mewakili posisi resmi badan tersebut.
"Anda tidak dapat memiliki ''perceraian'' yang damai," kata Garrett Reisman, pensiunan astronaut NASA dan profesor teknik astronaut saat ini di University of Southern California, kepada kepada Reuters dalam sebuah wawancara. "Kami seperti terjebak bersama."
Sebelumnya, mantan Kepala Ruang angkasa Rusia Rogozin mengatakan bahwa Rusia tidak dapat menyetujui untuk memperpanjang perannya di ISS melebihi tahun 2024, kecuali AS mencabut sanksi terhadap dua perusahaan Rusia yang masuk daftar hitam karena dicurigai memiliki hubungan militer.
ha/pkp (Reuters)