Saat Nyawa Bergantung Pada Perkiraan Cuaca
Perubahan iklim membuat perkiraan cuaca menjadi urusan antara hidup dan mati. Untungnya kini ilmuwan mampu memprediksi cuaca ekstrim dengan lebih akurat.
Perkiraan Tujuh Hari
Perkiraan cuaca belakangan semakin akurat. Ketika 40 tahun lalu meteorologis hanya mampu memprediksi perubahan cuaca selama tiga hari, kini ilmuwan bisa membuat perkiraan untuk 10 hari, bahkan 30 hari. Perkiraan cuaca jangka panjang terutama krusial untuk sektor pertanian agar dapat mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrim.
Model Matematika
Memprediksi perubahan cuaca mustahil tanpa bantuan komputer super yang berfungsi dengan mengandalkan model matematika rumit dan kondisi cuaca aktual. Sejumlah perkiraan bahkan melibatkan data cuaca di 900 juta lokasi di Bumi. Untuk itu ilmuwan membagi Bumi dalam garis bantu yang masing-masing berjarak 9 kilometer.
Data Lintas Negara
Pada 1975 sejumlah negara Eropa sepakat berbagi data cuaca untuk memperbaiki hasil prediksi. Kini sebanyak 22 negara bergabung dalam European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) yang melibatkan 12 negara mitra dan beberapa komputer super paling modern di dunia.
Kekayaan Data Pertajam Akurasi
Sekitar satu setengah tahun silam ECMWF memperluas model cuaca. Jika tadinya simulasi cuaca berbasis prediksi atmosferik, kini ECMWF menambahkan sejumlah elemen baru seperti data samudera dan tanah. Perubahan iklim ikut mengubah pola prediksi cuca karena harus melibatkan lebih banyak data. Meski begitu ilmuwan hingga kini belum mampu menemukan korelasi antara pemanasan global dan cuaca ekstrim.
Prediksi Hidup atau Mati
Betapapun juga ilmuwan tetap meyakini perubahan iklim memperparah cuaca ekstrim. Gelombang panas kian mengganas, topan dan badai menguat dan banjir kian sulit diprediksi. Kini perkiraan cuaca lebih penting karena menyangkut keselamatan nyawa. Jika prediksi bisa dibuat lebih akurat dan cepat, penduduk juga punya waktu lebih banyak buat bersiap-siap.
Ancaman Tanpa Prediksi
Meski semakin sering, guntur dan kilat termasuk fenomena yang paling sulit untuk diprediksi. Adalah hal yang mustahil untuk memperkirakan lokasi sambaran kilat. Namun begitu ECMWF saat ini sedang mengembangkan metode analisa agar bisa memprediksi lokasi sambaran kilat dalam radius 50 kilometer.
Waktu yang Berharga
Secara umum perkiraan cuaca akan terus membaik. Pada 2025 ilmuwan meyakini akan mampu memprediksi perubahan cuaca dalam 10 hari ke depan, bukan hanya 7 hari saja. Hal itu berarti penduduk memiliki waktu tiga hari lebih lama buat mempersiapkan diri menghadapi badai atau cuaca ekstrim lainnya. (Lisa Hänel/rzn/ap)