Wagenknecht Tolak Kapitalisme Predator
4 Juli 2017Menolak pengerahan militer Jerman untuk tugas di luar negeri, menentang ekspor senjata dan menetapkan batasan jumlah pengungsi. Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, kandidat utama partai kiri dalam pemilu Jerman, Sahra Wagenknecht menyampaikan dengan tegas haluan partainya. Dia juga menjelaskan, di bawah kepemimpinannya partai kiri pasca era komunis akan memiliki profil tegas golongan kiri.
Wawancara dengan pemimpin redaksi DW, Ines Pohl dan moderator Jaafar Abdul Karim ini merupakan yang pertama dalam rangkaian diskusi dengan para kandidat utama partai-partai politik peserta pemilu parlemen Jerman yang digelar 24 September mendatang.
Wagenknecht bersikap tegas menyangkut penugasan militer Jerman-Bundeswehr. Jerman harus menjauh dari beragam konflik global, termasuk dalam perang melawan Islamic State-ISIS di Suriah. "Saya berpendapat, sangat tidak jujur, jika mengatakan Jerman memerangi terorisme, tapi dalam waktu bersamaan bekerjasama dan menyuplai senjata kepada negara yang secara terbuka mendukung terorisme.
Tokoh politik Partai Kiri itu juga secara lugas menyampaikan peniliaannya mengenai Arab Saudi. Sebelumnya Wagenknecht berulangkali mengritik penjualan senjata Jerman kepada pemerintah Riyadh. "Arab Saudi memainkan peranan buruk dalam semua masalah itu. Negara ini bukan hanya jadi salah satu pihak yang berperang di Suriah, tapi juga menunjukkan menyuplai material kepada organisasi Islam radikal serta membiayai kelompok teroris."
Lebih penting membantu di lokasi
Wagenknecht juga mengulang penilaiannya, bahwa Jerman tidak bisa menerima pengungsi dalam jumlah tanpa batas. Pernyataan ini memicu kritik bahkan darin internal partainya.
"Kita tidak menolong orang misikin dengan menerima sejumlah mereka di sini, karena mereka tidak bisa datang ke Jerman. Itulah sebabnya, saya berpendapat jauh lebih penting menolong orang di negaranya.
Dalam konteks inilah, Wagenknecht melontarkan kritiknya kepada kanselir Jerman, Angela Merkel dari partai Uni Kristen Demokrat-CDU. "Merkel membuat keputusan unilateral yang mengisolasi pihak lainnya. Ia selalu bertindak unilateral. Ini bukan cara kemitraan di Uni Eropa."
Ia juga mengatakan, Jerman harus mengubah secara mendasar peranannya dalam relasi dengan anggota Uni Eropa lainnya. "Jerman saat ini adalah negara dominan di Eropa dan tidak lagi bertindak sebagai mitra."
Ketua partai kiri yang garang itu itu mengritik tajam Turki dan presidennya Recep Tayyip Erdogan. Ia menyasar lebaga payung organisasi Islam -DITIB yang didukung pemerintah Turki. "Orang harus berhati-hati, agar tidak mendukung organisasi di Jerman yang menyokong de-integrasi, dan melontarkan ujaran kebencian di mesjid-mesjid. "DITIB kita tahu dikendalikan oleh Erdogan", kata Wagenknecht.
Belum lama ini, tokoh partai kiri ini menyuarakan kritik tajam kepada Erdogan, terkait keinginannya memberikan sambutan dan berpidato di depan warga Turki yang bermukim di Jerman dalam kerangka KTT G20 di Hamburg.
Partai Kiri juga ingin memerintah
Ketua fraksi Partai Kiri di parlemen ini juga menyatakan, partainya pada dasarnya siap menerima tanggung jawab dalam pemerintahan. Dalam konvensi Partai Kiri di Hannover belum lama ini, partai dengan tegas menerima program kampanye berhaluan kiri dan dipromosikan Wagenknecht.
Para pengamat melihat hal itu sebagai isyarat penolakan menjalin koalisi pemerintahan dengan Partai Sosial Demokrat dan Partai Hijau pasca pemilu mendatang. "Kami ingin ikut memerintah, tapi saya tidak mau mempraktekan politik neo-liberal. Saya tidak mau jadi bagian yang membentuk kapitalisme predator", ujar Wagenknecht dalam wawancara dengan DW.