Saif al-Islam Gaddafi Tertangkap
19 November 2011Saif al Islam (39) putra nomor dua dari Muammar al Gaddafi, berhasil ditangkap pasukan milisi dewan transisi hampir sebulan setelah tewasnya ayahnya. Menteri kehakiman transisi Libya melaporkan Sabtu (19/11), anak lelaki Gaddafi itu ditangkap Jumat (18/11) ketika berusaha melarikan diri ke negara tetangga Niger. Saif merupakan tokoh kunci terakhir dari rezim Gaddafi yang berhasil ditangkap dewan transisi nasional.
Komandan milisi dewan transisi nasional, Bashir al Tuleib dalam konferensi pers di ibukota Tripoli mengatakan, Saif ditangkap di kawasan Al Obari di selatan Libya. “Pasukan kami berhasil menangkap Saif al Islam Gaddafi dan tiga pengawalnya. Ini momentum bersejarah bagi Libya“, ujarnya.
Putra Mahkota
Saif al Islam, disamping ayahnya Muammar al Gaddafi, merupakan sosok perwakilan rezim Libya terpenting di masa jayanya Gaddafi. Ia juga di dikenal sebagai putra mahkota yang digadang-gadang untuk menggantikan ayahnya. Namun banyak warga Libya memandangnya sebagai berpikiran maju dan liberal. Saif al Islam menyandang gelar doktor dari London School of Economic. Dalam pemerintahan ayahnya, ia tidak memangku jabatan resmi apapun.
Di bulan-bulan terakhir menjelang tumbangnya rezim Gaddafi, Saif al Islam merupakan pendukung utama rezim. Dengan tampilan kepala yang dicukur plontos dan berjenggot panjang, ia tampil di depan sebuah hotel dan menyerukan para pendukung rezim untuk berperang hingga titik darah penghabisan, melawan musuh-musuh ayahnya. Sejak akhir bulan Agustus lalu ia buron, hingga akhirnya dapat ditangkap. Menteri informasi Libya, Mahmud Shammam mengatakan : “Ia dibawa menggunakan pesawat terbang ke kota Zintan, dan akan segera tiba di sana.“
Selanjutnya Saif al Islam akan segera dibawa ke Tripoli, kata Shammam. Warga di Tripoli dilaporkan berpesta di jalanan, menyambut gembira tertangkapnya anak lelaki sekaligus tokoh kunci terakhir rezim Gaddafi itu.
Mahkamah Pidana Internasional Tuntut Ekstradisi
Tertangkapnya Saif al Islam juga dibenarkan oleh mahkamah pidana internasional di Den Haag. Jurubicara mahkamah, Florence Olara mengatakan: “Kami melakukan koordinasi dengan kementrian kehakiman Libya, untuk memastikan solusi terkait penangkapan Saif al Islam, sesuai dengan hukum yang berlaku.”
Mahkamah pidana internasional menuntut ekstradisi anak lelaki nomor dua Muammar al Gaddafi itu. Saif al Islam didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan, pada saat rezim yang digulingkan melancarkan aksi kekerasan terhadap para pemrotes. Belum diketahui, apakah pemerintahan transisi Libya akan menyerahkan Saif al Islam ke mahkamah pidana internasional.
Dengan tertangkapnya Saif al Islam, keberadaan ketujuh anak lelaki Muammar al Gaddafi kini sudah jelas. Dua anak lelaki melarikan diri ke Aljazair, seorang lagi ke Niger. Dua anak lelaki lainnya tewas dalam perang Libya. Sementara Motassim Gaddafi bersama ayahnya tewas dalam baku tembak di sdekat Sirte, kota kelahiran Muammar al Gaddafi.
Agus Setiawan/dpa/dapd/rtr/dw
Editor : Ayu Purwaningsih