Suasana Sebelum Tembok Berlin Dibangun
Tinggal di Jerman Timur, tetapi nonton konser dan bioskop di Jerman Barat. Begitupun sebaliknya. Sebelum tembok dibangun, Berlin adalah kota terbuka. Inilah kilas balik pertukaran budaya yang signifikan saat itu.
Bioskop di Sepanjang Tirai Besi
Pada tahun 1950-an banyak "bioskop perbatasan" dibuka di perbatasan sektor Berlin Barat. Corso, yang dikenal sebagai Lichtburg, salah satu yang terbesar. Konsepnya digagas Oscar Martay, pejabat tinggi urusan film dari Komisi Tinggi Amerika untuk Pendudukan Jerman. Tujuannya untuk mempublikasikan nilai-nilai Barat dan "dunia bebas" ke Timur.
Diskon Harga Tiket untuk Warga Berlin Timur
Bioskop di kawasan Checkpoint Charlie di perbatasan Berlin Barat-Timur, juga sangat populer. Bioskop-bioskop menawarkan diskon harga tiket bagi penduduk sektor Soviet. Saat itu nilai tukar resmi mata uang Mark Jerman Timur dan Barat adalah 1:4, untuk pengunjung bioskop dari Timur nilai tukarnya ditetapkan 1:1.
Akhir Sebuah Era
Sebagian besar bioskop perbatasan terletak di sepanjang jalan penting yang menghubungkan Berlin Timur dan Barat. Bioskop diizinkan untuk buka dari dini hingga sepanjang hari. Pembangunan Tembok Berlin menandai berakhirnya era bioskop di perbatasan. Banyak bioskop bangkrut atau dialih fungsikan.
Konser jazz di Barat
Jazz, seperti genre musik Barat lainnya, dicap sebagai "racun imperialisme" di Jerman Timur. Kaum muda Berlin Timur datang berbondong-bondong ke konser di Barat, saat pertunjukan legendaris oleh Louis Armstrong di Sportpalast Berlin Barat tahun 1955. Itu menjengkelkan rezim Jerman Timur yang ingin memaksakan idealismenya agar diterima kaum muda.
Kalah oleh Popularitas Musik
Otoritas Jerman Timur yang rasis merendahkan jazz sebagai "budaya monyet imperialis". Tapi pada satu titik rezim menyadari, tidak dapat menghalangi popularitasnya yang semakin meningkat. Mereka akhirnya mengundang Armstrong ke Jerman Timur pada pertengahan 1960-an. Ia bintang AS pertama yang tampil di negara komunis itu. Saat konser digelar, Tembok Berlin sudah tiga setengah tahun berdiri.
Monumen Budaya Legendaris
Di Berlin Timur, Clärchens Ballhaus, dinamai sesuai pemilik asli Clara Bühler adalah aula dansa yang populer dan ruang pertemuan untuk orang Jerman Timur dan Barat. Didirikan sekitar tahun 1900, dimiliki secara pribadi sepanjang era Jerman Timur. Rumah minum legendaris Berlin itu, selamat dari dua perang dunia dan perpecahan Jerman. Hingga kini tetap menjadi daya tarik populer di Berlin.
Pusat Belanja Peralatan Elektronik
Warga Berlin Barat pergi ke bagian timur kota tidak hanya untuk berdansa semalaman, tetapi juga untuk berbelanja. Selain buku, peralatan fotografi dan kertas foto sangat diminati, dan tersedia dengan harga murah di Haus der Elektroindustrie di Alexanderplatz.
Ke Timur untuk Potong Rambut
Jasa juga lebih murah di Timur, termasuk salon potong rambut. Banyak warga Berlin Barat pergi ke bagian timur kota untuk memotong rambut dengan model terbaru. Tarifnya sekitar 1,10 Mark Jerman Timur, setara dengan 25 pfennig Jerman Barat. Di Barat, untuk potong rambut dengan model terbaru, tarifnya sekitar 4 Mark Jerman Barat.
Menyerap Budaya
Warga Berlin Barat yang menyukai opera, teater dan museum, biasanya mengunjungi teater kabaret Distel atau Opera Negara "Staatsoper" di Berlin Timur. Sebagian besar seniman di sana berasal dari Berlin Barat. Ketika Tembok Berlin dibangun pada tahun 1961, para seniman harus meninggalkan profesinya. Banyak posisi dibiarkan tetap kosong karena kekurangan pekerja profesional. (bn/as)