Seorang Perempuan Mengandung Tulang Belulang Selama 36 Tahun
26 Agustus 2014
Perempuan berusia 60 tahun mengalami kehamilan saat berusia 24 tahun. Namun kandungannya meninggal dunia karena janin bayi tumbuh di luar rahim, kata tim dokter. Perempuan yang berasal dari kawasan miskin di India itu "ketakutan," ketika dokter hendak mengoperasinya seperempat abad silam.
Sebagai gantinya sang ibu mengkonsumsi obat anti rasa sakit yang dibelinya dari sebuah klinik lokal. Beberapa bulan silam Ia lantas kembali menemui dokter ketika rasa sakit menguat. "Ia datang kepada kami dan mengeluhkan rasa nyeri di bagian Abdomen," kata Murtaza Akhtar, kepala bagian bedah di Salve Institute of Medical Sciences di Nagpur.
Doktor kemudian menemukan adanya gumpalan di bagian kanan perut. Awalnya dokter mengira gumpalan tersebut adalah kanker, namun setelah melakukan pengujian baru diketahui sumber penyakit sang ibu.
"Ketika kita melihat hasil pindaian, reaksi kami adalah bertanya-tanya apa yang sedang kami hadapi. Ternyata gumpalan itu adalah tulang belulang yang sudah menua," kata Akhtar. "Ini adalah keajaiban medis. Sesuatu yang sama sekali kami belum pernah dengar sebelumnya."
"Kasus Langka dari yang paling langka"
Para dokter kemudian merunut sejarah medis dan menemukan bahwa seorang perempuan di Belgia pernah mengandung tulang belulang janin selama 18 tahun menyusul kehamilan Ektopia. Kasus itu adalah kasus kehamilan serupa terlama yang bisa mereka temukan.
Kehamilan luar rahim terjadi ketika zigot tertanam di bagian lain seperti Abdomen, Ovari atau Tuba
Fallopi atau buluh rahim.
Operasi terhadap perempuan India itu sendiri berlangsung sukses. Tulang belulang yang diangkat berupa tulang rusuk, kaki dan tangan, serta sisa tengkorak. "Ia kaget ketika pertamakali diberitahu mengenai masalahnya. Tapi kini ia sudah tenang dan sedang beristirahat," kata Akhtar.
Perempuan itu menolak berbicara dengan media. Ia dilaporkan masih menginap di rumah sakit untuk menjalani beberapa pemeriksaan lanjutan. "Ini adalah kasus paling langka dari yang langka dan sangat sulit untuk dipercaya," kata Akhtar.
rzn/ab (afp,ap)