Sepak Terjang "Sniper" Pembasmi ISIS
Dalam operasi besar-besaran menggempur ISIS di Mosul, pasukan Irak mengandalkan sniper atau penembak runduk. Berikut sepak terjangnya.
Penembak mahir
Sniper atau penembak runduk, adalah seorang prajurit yang punya kemampuan khusus membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan. Istilah ini muncul tahun 1770-an. Berasal dari kata snipe, yaitu sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak, maka para penembak yang mahir memburu burung ini diberi julukan "sniper"
Bertebaran di berbagai sudut kota
Sniper menguasai teknik bersembunyi, pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Berusaha mempertahankan Mosul dan melumpuhkan para militan ISIS, dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Irak juga memanfaatkan kelihaian para sniper ini. Mereka menebar para penembak ini di Mosul yang menjadi benteng pertahanan terakhir ISIS.
Memuluskan jalan
Di Kota Tua Mosul barat, puluhan penembak runduk disebar di dalam gedung-gedung dan puncak-puncak gedung untuk melumpuhkan militan-militan ISIS sehingga memuluskan jalan bagi pasukan Irak merangsek ke jantung pertahanan ISIS di Masjid Al-Nuri.
Mencari posisi
Di antara bangunan atau reruntuhan gedung, para sniper mencari posisi yang paling dirasa tepat untuk menembak target sasaran mereka, militan ISIS.
Sembunyi di gedung museum
Salah satu bangunan yang jadi tempat persembunyian sniper saat melakukan serangan terhadap ISIS di Mosul adalah bangunan bekas museum yang sudah porak poranda akibat perang. Sepak terjang mereka berhasil membuat militan ISIS di Mosul kocar-kacir.
Mereka dibantu pasukan koalisi
Tampak para sniper berjaga-jaga di sebuah bangunan di distrik Bab al Jadid. ISIS tadinya menguasai banyak wilayah Irak bagian utara dan barat sejak 2014, namun operasi militer Irak di bawah dukungan koalisi pimpinan AS telah membuat kelompok militan itu kehilangan banyak daerah kekuasaannya.
Membidik kemanusiaan.
Namun operasi yang didukung pasukan koalisi yang dipimpin AS dihujani kritik. Amnesty International menyebutkan ratusan warga sipil tewas dalam beberapa bulan terakhir di Mosul akibat serangan pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. Meskipun diduga kematian warga lebih banyak akibat serangan udara.
Warga jadi korban
Operasi merebut Mosul barat telah memaksa 180.000 orang meninggalkan rumah mereka. Lebih dari seratus ribu orang mengungsi di kamp-kamp terdekat dan pusat-pusat penampungan, sedangkan yang lainnya mengungsi ke kerabat mereka di luar kota Mosul. Ed : ap/yf(rtr/berbagai sumber)