Sepatu Penolong Penderita Pikun dan Buta
2 September 2014Sepatu merah menyala yang cerdas ini juga dapat menghitung jumlah langkah yang diambil pemakainya, jarak tempuh dan kalori yang terbakar. Sepatu tersebut sudah mulai dipasarkan bulan September 2014 , dengan label Le Chal, yang dalam behasa Hindi berarti "membawa saya bersama".
Sepatu tersebut dilengkapi Bluetooth yang terhubung ke aplikasi smartphone. Dari situ pengguna sepatu diarahkan dengan menggunakan peta Google, yang mengirimkan sinyal bergetar untuk menunjukkan pemakai harus berbelok ke kiri atau ke kanan.
Bekerja secara naluriah
Penggagas sepatu cerdas ini adalah Krispian Lawrence (30 tahun) dan Anirudh Sharma ( 28 tahun). Dua lulusan sekolah teknik tersebut mendirikan start-up Ducere di sebuah apartemen kecil di tahun 2011 dengan dukungan dari investor. Start-up itu kini mempekerjakan 50 orang.
Kami mendapat ide ini dan menyadari bahwa hal itu benar-benar akan membantu orang-orang yang mengalami gangguan visual. Alat ini bisa bekerja tanpa bunyi-buniyan ataupun mengganggu fisik," kata Lawrence. "Tapi kemudian kami mencobanya sendiri dan tiba-tiba kami seperti, 'tunggu sebentar, bahkan sayapun menginginkannya,' karena merasa begitu bebaskan tidak harus melihat ke ponsel atau terikat apa pun."
"Sepatu ini bekerja secara naluriah. Bayangkan jika seseorang menepuk bahu kanan Anda, tubuh Anda secara alami bereaksi berbelok ke kanan, dan itulah bagaimana Le Chal bekerja."
Membantu penderita demensia dan tunanetra
Sepatu pintar ditujukan untuk pasar demografis tertentu - seperti penderita demensia dan anak-anak yang orang tuanya ingin melacak gerakan mereka. Lawrence dan Sharma mengatakan mereka mendapat 25.000 pesanan, yang akan dijual antara 100 – 150 Euro.
Produk ini awalnya dipasarkan dari mulut ke mulut dan melalui website lechal.com. Tetapi perusahaan itu kini sedang dalam pembicaraan dengan pengecer untuk menyediakan sepatu di pasaran menjelang musim liburan di India dan Amerika Serikat. Diperkirakan, perusahaan ini akan menjual lebih dari 100.000 pasang sepatu, yang diproduksi di Cina, pada April mendatang.
Perusahaan tersebut berharap produknya akan berguna bagi orang-orang tunanetra, dan ahli di LV Prasad Eye Institute di kota selatan Hyderabad sudah mengujinya. "Ini adalah barang intuitif sempurna. Anda mungkin lupa untuk mengenakan sabuk atau helm, tapi Anda tidak pernah bisa meninggalkan rumah tanpa sepatu," kata Anthony Vipin Das, seorang dokter di institut itu. "Le Chal memecahkan masalah orientasi dan arah, itu adalah pembantu yang baik untuk berjalan."
Masalah yang muncul
Masalah mungkin muncul adalah baterai yang sekarat atau habis, atau kehilangan konektivitas Bluetooth. Namun hal itu bisa diperbaiki dengan menyediakan akses posisi pengguna ke teman atau saudara, dengan persetujuan mereka.
Perusahaan mengatakan sebagian dari setiap keuntungan penjualan sepatu,di masa depan, akan digunakan untuk mensubsidi sepatu bagi pengguna yang cacat.
ap/ab(ap/afp)