Serangan Cyber Kembali Sasar Iran
24 April 2012Virus komputer menyerang Minggu petang (22/4), demikian dilaporkan kantor berita Iran Mehr. Sistem pengendali pusat komunikasi kementrian perminyakan dan perusahaan perminyakan negara terkena serangannya.
Sebagai tindakan antisipasi, sistem IT di terminal ekspor minyak terpenting di pulau Charg serta instalasi lainnya diputus aksesnya ke internet, lapor kantor berita Mehr mengutip wakil menteri perminyakan Iran Hamdollah Mohammedjad.
Terminal minyak di pulau Charg merupakan insalasi terpenting bagi ekpor minyak Iran. Setiap harinya sekitar 80 persen dari total produksi 2,2 juta barrel minyak Iran, diolah dan diekspor dari pulau itu.
Situs kementrian lumpuh
Diakui sejumlah data dihapus oleh virus bersangkutan. Namun bukan data penting dan strategis, kata jurubicara kementrian perminyakan seperti dikutip kantor berita Fars.
Akibat serangan virus komputer itu, kantor berita AFP melaporkan, situs kementrian perminyakan Iran dan situs perusahaan perminyakan dilumpuhkan dan tidak bisa diakses selama puluhan jam. Baru pada hari Senin malam (23/4) situs kementrian itu berangsur pulih.
Mirip serangan Stuxnet
Serangan cyber besar-besaran terhadap sektor perminyakan Iran, mengingatkan terhadap serangan serupa oleh virus Stuxnet tahun 2010. Ketika itu software pengendali instalasi atom Iran yang disasar.
Terkait serangan Stuxnet itu, pimpinan di Teheran menuding Israel dan Amerika Serikat sebagai pemicu serangannya. Selain itu perusahaan elektronik Jerman, Siemens yang mengembangkan progam pengendali instalasi pabrik yang juga digunakan di reaktor atom Iran, dituding ikut terlibat.
Akhir tahun 2011 muncul serangan virus Duqu yang juga serupa Stuxnet. Para pakar internet memperkirakan, virus Duqu disusupkan, untuk mempermudah serangan cyber berikutnya.
Sejauh ini belum ada penjelasan, apakah virus yang menyerang sektor perminyakan Iran hanya sekedar virus pencuri dan penghancur data, atau virus yang secara terarah menghancurkan program pengendali proses industri.
Agus Setiawan (rtr,dpa,afp,dapd)
Editor : Dyan Kostermans