Serdadu AS Pembantai Harus Dihukum Konsekuen
12 Maret 2012Kemarahan dan sikap anti Amerika Serikat di kalangan warga Afghanistan amat terasa dimana-mana, setelah aksi pembantaian warga sipil di Kandahar oleh seorang serdadu AS Minggu (11/3). Parlemen di Kabul menuntut serdadu bersangkutan harus diseret ke pengadilan di Afghanistan. "Batas toleransi rakyat Afghanistan, menimbang ketidak pedulian pasukan internasional, sudah habis", demikian pernyataan parlemen.
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai juga memperkeras sikapnya, terkait perundingan kemitraan strategis setelah penarikan mundur seluruh pasukan tempur asing tahun 2014 mendatang. Karzai menyatakan, "pembunuhan semena-mena rakyat Afghanistan oleh tentara Amerika, adalah aksi pembunuhan dan teror yang tidak dapat dimaafkan". Dengan itu Karzai bereaksi menanggapi kritik, atas lemahnya pemerintahan.
Pernyataan dukacita
Presiden AS, Barack Obama langsung menelfon presiden Afghanistan, Hamid Karzai untuk menyatakan dukacitanya. Ia juga berjanji akan mengusut secepatnya kasus pembantaian itu.
Juga kanselir Jerman, Angela Merkel yang melakukan kunjungan mendadak ke markas pasukan Jerman di Masar i Sharif Senin (12/3) menelfon presiden Karzai, untuk menyatakan duka cita.
Dalam kunjungan ke Afghanistan itu, Merkel sempat melontarkan pernyataan membingungkan, menyangkut penarikan pasukan Jerman. Mula-mula ia menyatakan tidak pasti, semua pasukan ditarik pulang tahun 2014. Tapi kemudian Merkel menegaskan, semua pasukan akan ditarik pulang sesuai jadwal hingga 2014.
Pentagon tolak pengadilan di Afghanistan
Kementrian pertahanan AS hari Senin (12/3) mengeluarkan pernyataan, menolak tuntutan serdadu yang melakukan aksi pembantian diadili di Afghanistan. "Pengusutan dan jika terbukti bersalah, pengadilannya, akan dilakukan oleh militer AS dengan menjalin kesepakatan bersama pemerintah Afghanistan", ujar jurubicara Pentagon, George Little.
Little mengatakan, sejauh ini diyakini aksinya hanya dilakukan pelaku tunggal. "Motif maupun situasi kejiwaan serdadu bersangkutan, merupakan bagian penting dari pengusutan yang dilakukan militer AS", tambahnya.
Sementara itu kelompok radikal Taliban memanfaatkan situasi, dengan menyatakan akan melancarkan aksi belas dendam. Dalam pernyataan lewat situs internet, kelompok militan Islam itu menyebutkan, akan melakukan aksi balasan kepada seluruh warga Amerika yang disebutnya sakit jiwa.
"Saat ini tim pakar dari beberapa kementrian di Afghanistan telah melakukan pengusutan di lokasi kejadian", kata jurubicara dinas rahasia Afghanistan, Luftullah Maschhal kepada DW. "Jika pengusutan kasus Kandahar telah tuntas, hasilnya akan segera diumumkan kepada wartawan", papar Maschhal.
Agus Setiawan (dpa,afp,rtr)