Setelah Kampanye Panas, Kini Giliran Pemilih DKI Bersuara
19 April 2017Kedua kubu melangsungkan kampanye hingga saat-saat terakhir dengan berbagai cara. Mulai pagi ini, pemilih yang akan memberikan suara dan menentukan siapa yang akan memimpin ibukota Indonesia untuk empat tahun ke depan: Petahana Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, atau kandidat pesaing Anies Baswedan, yang terutama mengandalkan dukungan kalangan Islam konservatif.
Di luar negeri, pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI dilihat sebagai pertarungan antara kekuaran pluralisme di Indonesia melawan kekuatan ultra konservatif yang ingin menegakkan hukum Syariah di Indonesia.
Lebih dari 13.000 tempat pemungutan suara disiapkan untuk menyambut lebih dari 7 juta pemilih Jakarta. Kapolri Tito Karnavian menyatakan, ribuan polisi dan personil militer dikerahkan untuk mengamankan suara dari intimidasi dan aksi-aksi melanggar hukum.
Presiden Joko Widodo menyerukan agar warga Jakarta tetap tetang dan mengedepankan persatuan. "Apapun hasilnya, siapa pun yang terpilih, harus diterima dengan lapang dada," kata Jokowi.
Di lingkungan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, TPS Nomor 49 terlihat dijaga oleh dua petugas polisi, seorang tentara dan beberapa petugas ketertiban umum dari pemerintah kota.
"Saya pilih Anies, karena saya akan berdosa jika memilih pemimpin non-Muslim, tapi bukan hanya itu, saya juga yakin Jakarta akan lebih baik tanpa Ahok," kata Annisa Karolina, kasir restoran berusia 29 tahun.
Seorang lain yang berdiri di dekatnya mengangguk setuju. "Ya, kita perlu seorang gubernur baru, seorang gubernur muslim yang santun, tidak pro konglomerat dan pengusaha, tetapi yang juga membantu orang miskin," kata Faturrachman.
Menurut jajak pendapat terakhir yang dirilis minggu ini, Ahok dan Anies Baswedan akan bersaing sangat ketat. Prediksi awal hasil Pilkada DKI Jakarta baru akan diketahui beberapa jam setelah TPS ditutup sekitar jam satu siang melalui prognosa "quick count" (perhitungan cepat) yang dilakukan berbagai lembaga riset.
Jika menang, Ahok akan menjadi Gubernur Jakarta pertama yang berasal dari etnis Cina dan dipilih secara langsung. Popularitas Ahok muncul dari kinerjanya membenahi Jakarta dan ketegasannya memerangi korupsi di kalangan pemerintahan daerah. Ahok juga berambisi membuat Jakarta menjadi kota yang lebih lebih layak huni.
Namun cara kerasnya dalam melakukan penggusuran hunian kumuh dan ilegal mengundang kecaman, terutama dari kalangan aktivis sosial. Tapi bukan hal itu yang membuat popularitas Ahok sempat tersungkur, melainkan tuduhan penistaan agama dalam kaitan dengan penyebutan surat Al-Maidah di Al Quran yang dilakukan Ahok dalam sebuah acara di Pulau Seribu. Kasus itu kini sedang disidangkan di pengadilan Jakarta.
Setelah memberikan suara Rabu pagi di lingkungan Jakarta Utara, Ahok mengimbau warga agar menggunakan hal pilihnya tanpa rasa takut. Di Jakarta Selatan, Anies Baswedan mengatakan dia optimis bisa meraih kemenangan.
Sulistyo Nugraha, karyawan bank yang menggunakan hak pilihnya di Jakarta barat, mengatakan dia tidak dipengaruhi oleh khotbah-khotbah yang mengatakan bahwa memilih seorang Kristen sebagai pemimpin adalah dosa.
"Saya Muslim, tapi saya tidak percaya bahwa ada calon lain yang akan lebih baik dari Ahok dalam memimpin Jakarta," katanya.
"Kita harus berpikir realistis dalam memilih seorang pemimpin untuk Jakarta. Ahok telah membuktikan bahwa dia bisa membuat Jakarta jauh lebih baik, baik dalam pelayanan administrasi maupun infrastruktur, dan yang paling penting, dia membuat kota ini bersih, itulah yang kita butuhkan," ujarnya.
Hari Kamis (20/4), jaksa penuntut menurut rencana akan mengumumkan tuntutan hukum terhadap Ahok dalam kasus penistaan agama Islam. Jika bersalah, dia bisa terkena hukuman pidana sampai lima tahun penjara.
hp/vlz (ap, rtr, afp)