Smog Akan Renggut Jutaan Nyawa di Perkotaan
11 Februari 2016Smog makin sering membekap kota-kota metropolitan. Bahaya partikel debu, telah lama memicu masalah kesehatan bagi warga kota. Tiga juta orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia akibat dampak pencemaran udara. Kebanyakan kasusnya terjadi di Asia, terutama warga di Cina dan India yang menderita penyakit akibat cemaran partikel.
Partikel halus dari cemaran udara juga membebani jantung. Jika tidak dicegah, pencemaran udara pada 2050 akan menyebabkan kematian 6 juta orang pertahun sebagai dampak polusi. Dan di Asia jumlah fatalitasnya akan mencapai 4 juta orang.
Demikian perhitungan para ilmuwan dari Institut Max-Planck untuk kimia di Mainz yang dipimpin Prof. Johannes Lelieveld. Tim dari Jerman itu meneliti, berapa banyak orang yang sakit akibat beban cemaran udara dengan komposisi kandungan partikel, ozon dan nitrogen oksida? Dan terutama di kawasan mana?
Dapur dan pertanian sumber utama emisi
Yang mencengangkan para peneliti adalah kenyataan, bahwa penyebab utama kualitas buruk udara di kawasan perkotaan bukanlah emisi dari industri dan lalu lintas. Prof. Johannes Lelieveld mengatakan: tungku di dapur memicu beban partikel tinggi di Asia. Di Cina kontribusi partikel berukuran mikroskopisnya mencapai 30 persen. Di India dan Indonesia kontribusinya bahkan 50 hingga 60 persen.
Sementara di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat sumber cemaran partikel terbesarnya adalah sektor pertanian. Penggunaan pupuk buatan secara intensif dan peternakan besar memproduksi Amoniak dalam jumlah besar yang lepas ke atmosfir. Amoniak berperan besar dalam terbentuknya partikel mikroskopis.
Menimbang data itu, harus dikembangkan strategi baru. Di Eropa harus diupayakan penurunan emisi sektor pertanian. Ini bisa diterapkan di sektor peternakan intensif. Sedangkan di Asia yang penting warga harus punya akses teknologi, agar bisa memasak dan menghangatkan ruangan, tanpa banyak memproduksi asap. Teknologi ini sudah ada serta tidak mahal.