Software Mata-Mata Polisi Jerman Digugat
29 April 2013Program khusus itu menyigi isi hard disk hanya dalam beberapa menit dan men-download isinya. Situs-situs yang diakses dari internet difoto dengan "screenshot." Webcam dan mikrofon dinyalakan dari jarak jauh dan semua tekanan pada papan ketik dicatat secara otomatis, pembicaraan lewat skype didata. Jika perlu setiap saat komputer itu dapat diakses lagi dan disusupi program mata-mata baru. Pemilik komputer yang diawasi sama sekali tidak menyadarinya.
Kemungkinan produsen membuat software mata-mata semacam itu ingin digunakan polisi dan dinas rahasia dalam tugas penyidikannya. Bagi pelindung data pribadi dan aktivis hak asasi, hal itu sudah terlalu jauh. Mahkamah Konstitusi Jerman 2008 sudah memutuskan batasan ketat penggunaan program komputer mata-mata. Alasannya: Lingkup pribadi di Jerman dilindungi ketat sesuai konstitusi.
Syarat Ketat
Juga badan keamanan berorientasi pada konstitusi dan hanya boleh menggunakannya untuk kasus pengecualian. Menurut UU Dinas Rahasia Jerman, sebuah komputer hanya boleh diawasi jika ada ancaman bagi kehidupan atau kebebasan seseorang. Atau jika negara secara keseluruhan dan dasar-dasar eksistensi manusia terancam.
Alasan pengawasan terhadap lingkup pribadi oleh aparat keamanan, harus diajukan ke pengadilan dengan momentum kecurigaan yang konkrit. Kecurigaan semacam itu misalnya jika seorang ekstremis menyebarluaskan dakwah memicu kebencian di internet dan mengunjungi negara-negara yang menawarkan pendidikan senjata di kamp-kamp teror. Baru dengan surat perintah hakim boleh dilakukan pemeriksaan sebuah komputer.
Tapi yang dilarang adalah penyimpanan semua data, yang masuk kategori cara hidup pribadi orang yang dikaji. Di antaranya juga banyak screenshot yang ditolak. Semua perubahan teknis harus ditarik kembali setelah berakhirnya upaya spionase. Juga harus dicegah agar lewat celah penyadapan yang dibuat polisi dan dinas rahasia ke komputer, pihak ketiga yang tak berkepentingan tidak bisa melakukan penyusupan.
Dinas Rahasia Jerman Digugat
Tampaknya pihak keamanan tidak mematuhi syarat-syarat ini, tuduh Piratenpartai (Partai Bajak Laut). Bersama Chaos Computer Club mereka berupaya agar versi pertama program spionase ini tidak boleh digunakan lagi, karena menyedot data komputer secara berlebihan, yang dilarang mahkamah konstitusi.
Sejak itu Dinas Rahasia Jerman dalam "pusat kompetensi" yang dibentuk 2012, berusaha mengembangkan software mata-mata baru. Karena pakar memprediksi ini masih butuh waktu sampai 2 tahun, para penyidik ingin membeli "solusi sementara" dari pasar bebas. "Tapi software yang dipilih mampu bertindak lebih daripada versi yang dilarang," kata Markus Barenhoff, wakil ketua Piraten. Masalah utamanya, software mata-mata mengijinkan mengubah secara aktif sesuatu pada komputer. "Misalnya orang bisa menyusupkan bukti yang memberatkan seseorang dari luar." Permintaan badan kriminal Jerman BKA untuk membeli software mata-mata ini, masuk dalam agenda komisi keuangan Parlemen Jerman. Tawaran dari perusahaan Gamma dan Elaman harus dikaji. Terkait hal itu Partai Piraten menggugat Dinas Rahasia Jerman kepada Badan Pengawas Keuangan Jerman, karena menurutnya uang pajak dikeluarkan untuk membeli program spionase ilegal.
Ketidakpercayaan besar politisi terhadap badan keamanan negara membuat marah polisi. Rainer Wendt, ketua serikat pekerja polisi kepada DW mengatakan, "Sejumlah politisi berpikir, hak-hak warga harus dilindungi dan dengan demikian justru mencabut peluang polisi melindungi warga dari serangan."
Penyidik Jerman perlu metode penyidikan modern. "Polisi, dari segi kepentingannya sendiri sudah memperhatikan, semua syarat pemeriksaan komputer ditaati. Karena polisi juga tidak ingin bisa diserang balik dalam proses pengadilan terhadap tersangka", tegas Wendt.