Survei: 21 Persen Tuntut Pemain Kulit Putih di Timnas Jerman
5 Juni 2024Untuk sebuah film dokumenter televisi berjudul "Persatuan, hukum dn keragaman," lembaga penyiaran publik WDR menugaskan lembaga penelitian Infratest dimap untuk melakukan studi representatif awal bulan April silam, dengan 1.304 orang yang dipilih secara acak dan diminta untuk mencentang pernyataan berikut yang sesuai dengan pandangan pribadi.
- Saya mendukung jika lebih banyak pemain kulit putih di tim nasional Jerman.
- Saya mendukung ada lebih banyak pemain berlatar belakang migran di tim nasional
- Saya menyayangkan bahwa kapten timnas Jerman berdarah Turki
Hasilnya, sebanyak 21 persen menyetujui pandangan pertama, 65 persen sama sekali tidak setuju. Adapun sebanyak 66 persen responden mendukung pemain berlatar belakang migran, dan 17 persen menolak ban kapten dipegang Ilkay Gündogan, sementara 65 persen mendukung.
Pengalaman rasisme di timnas
Dalam film dokumenter tersebut, mantan pemain nasional Jerman Gerald Asamoah ikut melaporkan tentang tindak rasisme yang dia alami. "Mereka menghina saya, dengan kata-kata tertentu yang tidak ingin saya ucapkan sama sekali. Kata-N juga digunakan ribuan kali. Itu hanya normalitas belaka."
Juara dunia 2014 Shkodran Mustafi juga mengenang bagaimana dia dan rekan satu timnya diawasi. "Siapa yang menyanyikan lagu kebangsaan? Siapa yang tidak menyanyikannya? Apakah kami terintegrasi, tidak terintegrasi? Apa kami bersyukur bisa bermain untuk Jerman atau tidak?"
Dalam skuad sementara DFB untuk Piala Eropa, sembilan pemain timnas Jerman – Antonio Rüdiger, Jonathan Tah, Waldemar Anton, Benjamin Henrichs, Ilkay Gündogan, Aleksandar Pavlovic, Leroy Sane, Jamal Musiala dan Deniz Undav – memiliki latar belakang migrasi.
Bagaimana reaksi DFB?
Pemain timnas Jerman Joshua Kimmich menegaskan kekuatan integratif sepak bola, termasuk bagi warga yang berlatar belakang migran.
"Sepak bola adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana Anda dapat menyatukan berbagai negara, warna kulit, dan agama. Itulah intinya." Dia mengaku akan "sangat kehilangan banyak pemain jika mereka tidak ada di sini.” Hal seperti itu "benar-benar rasis,” tambahnya, mengacu pada hasil survei.
Menurutnya, "tidak masuk akal" untuk menanyakan apakah timnas Jerman sebaiknya mengundang lebih banyak pemain kulit putih. Hasil survei dinilai "kontraproduktif" jelang Piala Eropa 2024, yang bertujuan "menyatukan seluruh negara dan mencapai sesuatu bersama.”
Pelatih Julian Nagelsmann sebaliknya mengaku kesal terhadap penyelenggaraan jajak pendapat.
"Saya harap saya tidak perlu membaca tentang survei buruk seperti itu lagi," kata Nagelsmann. "Saya terkejut dengan pertanyaan yang diajukan, dan bahwa orang-orang juga menjawabnya."
Menjawab kritik tersebut, direktur olahraga WDR Karl Valks menjelaskan betapa "reporter kami Philipp Awounou, yang juga memiliki latar belakang migran, dihadapkan dengan pernyataan bahwa ada terlalu sedikit orang Jerman 'asli' dan berkulit putih di lapangan sepak bola. Kami sengaja tidak ingin mencerminkan hal ini sebagai anekdot, melainkan mendasarkannya pada data yang solid."
rzn/as