1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Jokowi 75 Persen

Detik News
4 Oktober 2024

Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi menurut survei terbaru Indikator Politik mencapai 75%, turun sedikit dari hasil survei bulan Juli yang mencapai 82%.

https://p.dw.com/p/4lPC4
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko WidodoFoto: IKN

Lembaga survei Indikator Politik mengeluarkan hasil survei kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi menjelang masa jabatannya berakhir. Tingkat kepuasan Jokowi terkini di angka 75 persen.

Survei dilakukan periode 22-29 September 2024. Jumlah responden sebanyak 1.200 warga Indonesia. Adapun sampel tambahan diambil dari 11 provinsi terbesar, yakni Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim ,dan Sulsel. Tiap wilayah jumlah respondennya 300, sementara Sumbar menjadi 200 responden.

Metode survei multistage random sampling. Margin of error sekitar 2,3% dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden ditanya 'Apakah sejauh ini Ibu/Bapak sangat puas, cukup puas, kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan kinerja Presiden Jokowi'. Hasilnya, 75 persen publik puas atas kinerja Jokowi.

"Mayoritas merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi 75%" kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam paparannya, Jumat (4/10/2024).

Berikut ini data surveinya:

- Sangat puas: 15,04%

- Cukup puas: 59,92%

- Kurang puas: 20,21%

- Tidak puas sama sekali: 4,23%

- Tidak Tahu: 0,60%

Burhanuddin kemudian menampilkan tren kepuasan terhadap Jokowi sejak 2014 hingga 2024. Berdasarkan data, ada penurunan dari survei Indikator pada Juli 2024 di angka 82 persen dan September 2024 di angka 75 persen.

Survei juga membandingkan tren kinerja era Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jokowi dalam 10 tahun memimpin. Burhanuddin mengatakan naik turunnya kepuasan terhadap SBY dan Jokowi dipengaruhi tingkat inflasi.

"Pertama kita survei Oktober 2014 Pak Jokowi punya approval rating 64 persen bulan Januari 2015, terlihat ada semacam honeymoon period meski nggak terlalu tinggi, beda dengan SBY November 2004 itu langsung 80 persen," kata Burhanuddin.

"Pak Jokowi tak setinggi SBY, karena pertama Pak Jokowi itu setelah dilantik langsung menaikkan harga BBM, jadi langsung masa bulan madu dengan publik cepat selesai, kenikan BBM punya impact ke inflasi," sambungnya.

Kemudian survei juga memaparkan data soal kondisi ekonomi hingga penegakan hukum. Ini hasil surveinya:

Kondisi Ekonomi

Sangat baik: 1,1%

Baik:28,5%

Sedang: 44,8%

Buruk: 22,1%

Sangat Buruk:2,8%

Tidak Tahu: 0,7%

Kondisi Politik

Sangat baik: 2,1%

Baik:30,6%

Sedang: 43,4%

Buruk: 16%

Sangat Buruk:2,5%

Tidak Tahu: 5,5%

Kondisi Penegakan Hukum

Sangat baik: 2,5%

Baik:39,3%

Sedang: 33,7%

Buruk: 19,9%

Sangat Buruk:2,9%

Tidak Tahu: 1,6%

Kondisi Ekonomi Nasional Dibanding Tahun Lalu

Jauh buruk: 2,7%

Lebih buruk:22,8%

Tidak ada perubahan: 39,5%

Lebih baik: 31%

Jadi lebih baik:2,7%

Tidak Tahu: 1,2%

Baca artikel Detiknews

Selengkapnya: "Survei Indikator: Kepuasan Publik terhadap Jokowi 75 Persen".