Persepsi Beda Warga Jerman dan AS Tentang Hubungan Negaranya
26 November 2019Ada perbedaan mendasar, bagaimana warga di Jerman dan warga di Amerika Serikat menilai hubungan kedua negara mereka, menurut sebuah survei terbaru yang dirilis Selasa (26/11). Survei itu yang dilakukan oleh Pew Research Center di Washington dan Yayasan nirlaba Körber Stiftung yang berbasis di Hamburg.
Survei itu, mengungkapkan, warga Amerika memandang hubungan mereka dengan Jerman jauh lebih positif daripada orang Jerman. Tiga perempat warga AS menilai hubungan AS-Jerman itu baik, sementara hampir dua pertiga warga Jerman (64%) menilai hubungan itu sebagai buruk.
Terlepas dari perbedaan pendapat itu, data terbaru menunjukkan bahwa pandangan di Jerman telah menjadi lebih positif selama setahun terakhir. Pangsa warga Jerman yang mengatakan hubungan kedua negara adalah baik meningkat dari 24% di 2018 menjadi 34% di 2019. Namun pandangan ini tetap tetap lebih negatif dibanding hasil survei serupa dari tahun di 2017.
Bagi responden di Amerika Serikat, pandangan positif tentang hubungan bilateral dengan Jerman justrun mencapai nilai tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Dalam hal kebijakan luar negeri, mereka yang disurvei mengatakan kemitraan AS-Jerman penting, tetapi ada prioritas yang berbeda. Warga Jerman misalnya mengatakan bahwa Prancis adalah mitra mereka yang terpenting (60%), diikuti oleh AS. Sementara warga AS memandang bahwa mitra terpenting mereka adalah Inggris, kemudian Cina. Jerman ada di peringkat kelima.
Dalam hal kerjasama bilateral, 35% orang Jerman menyatakan lebih suka kalau kerja sama antara Berlin dan Washington dikurangi. Sedangkan hanya 19% warga AS yang ingin kerja sama bilateral itu dikurangi.
Anggaran pertahanan dan perubahan iklim
Hanya 23% warga Jerman melihat hubungan AS sebagai tantangan terbesar yang dihadapi kebijakan luar negeri Jerman. Yang menjadi tantangan utama bagi warga Jerman adalah soal iklim dan lingkungan, dengan 31%. Masalah ini dianggap masih lebih penting daripada isu migrasi, konflik di Timur Tengah, dan soal Brexit.
Sedangkan Washington sering mengeritik Jerman karena dianggap tidak banyak berkontribusi untuk anggaran militer dan anggaran NATO.
"Mungkin baik jika AS terus menekan Jerman. Tanpa tekanan, Berlin hanya akan duduk saja dan menikmati manfaat dari apa yang dilakukan orang lain," kata Walter Russell Mead dari Hudson Institute di Washington sebagaimana dikutip dalam laporan Körber Stiftung.
Sedangkan Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan kepada Körber Stiftung: "Ada makin banyak suara yang menunjukkan bahwa momentum Jerman memudar, atau mungkin telah hilang sama sekali, sementara tantangan kita meningkat."
Para menteri pertahanan NATO sebenarnya telah sepakat untuk meningkatkan anggaran belanja militer mereka sampai sampai 2% dari Produk Domestik brutto, sebagai kontribusi terhadap kekuatan NATO.
Namun Annegret Kramp-Karrenbauer juga mengakui bahwa banyak warga Jerman yang "merasa bahwa AS tidak lagi dapat diandalkan seperti dulu."
Mayoritas responden Jerman (52%) mendukung langkah Berlin agar lebih mandiri dalam bidang pertahanan dan melepaskan ketergantungan dari AS, bahkan jika perlu menggandakan anggaran pertahanannya, yang saat ini mencapai 43 miliar euro.
Pandangan Washington tentang Jerman
"Pemerintahan Trump tulus dalam kritiknya," kata Walter Russell Mead dan menambahkan bahwa ada perasaan bahwa Jerman "tidak melakukan cukup untuk pertahanannya sendiri," dan bahwa Jerman mengharapkan AS untuk membayar sebagian besar tagihan pertahanan Eropa.
"Baik Partai Republik dan Demokrat merasa bahwa Jerman telah menjaga kepentingannya sendiri dengan mengorbankan aliansi Barat dan melemahkan aliansi Eropa," kata Mead.
Tapi Thomas Wright dari tangki pemikir Brookings Institution mengatakan kepada Körber Stiftung: "Hampir tidak ada yang tersisa di pemerintahan yang memahami Eropa."
Dia menjelaskan, pemerintah AS merasa skeptis terhadap "apa yang sebenarnya menjadi tujuan Jerman," terutama karena ada perbedaan pandangan yang kontras antara orientasi multilateralisme yang dipromosikan Jerman dan dan preferensi Gedung Putih yang lebih mengutamakan bilateralisme. (hp/vlz)