Tahanan Auschwitz Selamat Karena Kemahirannya di Bidang Fotografi
26 Januari 2010Di depan bangunan batu bata yang dulunya merupakan gedung utama kamp konsentrasi Auschwitz 1 nampak dua mesin penggiling batu. Bekas tahanan Auschwitz Wilhelm Brasse yang selamat menceritakan, dulu tahanan dipaksa untuk menarik mesing giling yang berat sekali untuk membangun jalan, "waktu itu para rohaniawan Polandia diikat kemudian harus menarik mesin giling seperti layaknya kuda. Sebelum perang mesin giling seberat itu biasanya ditarik oleh empat ekor kuda. Dan waktu itu, 20 rohaniawan Polandia diikat pada mesin gilingan dan harus menariknya seharian penuh - ke sana, ke sini. Kalau ada yang jatuh, orang itu terguling hingga mati."
Tahun 1940 Wilhelm Brasse ditahan. Setelah ia mencoba melarikan diri ke Hongaria, Nazi membawanya ke Auschwitz. Sampai sekarang Brasse berusia 92 tahun masih teringat pada sambutan berisi sindiran direktur kamp konsentrasi Auschwitz, Karl Fritzsch, "ini bukan sanatorium. Saya akan mengulang kata-kata saya. Di sini bukan sanatorium. Orang Yahudi akan tinggal di sini selama dua minggu, seorang rohaniawan tiga minggu dan tahanan biasa sampai tiga bulan.
Berkat kemahirannya membuat foto Wilhelm Brasse selamat dari kekejaman Auschwitz. Ia menjadi fotograf kamp konsentrasi. Foto-foto tahanan yang kini dipajang di koridor adalah hasil karyanya. Dulu sebelum menekan engkol kamera Brasse berhadapan langsung dengan maut hingga 150 kali dalam satu hari, "saya selalu teringat pada gambaran itu. Tahanan itu nampak ketakutan.
Dr. Josef Mengele, yang menjadi dokter kamp di Auschwitz Mei 1943, tertarik pada kemahiran fotograf muda itu. Secara rutin Dr. Mengele meminta Brasse, yang saat itu baru berusia 25 tahun, untuk datang ke blok perempuan nomer 10. Di sana Brasse memotret eksperimen para dokter di kamp Auschwitz, "setelah saya membuat foto, para tahanan itu dalam keadaan bugil, Prof. Dr. Crämer langsung memberikan suntikan yang mematikan. Setelahnya, dua dokter Polandia mengambil hati jenazah tahanan yang masih segar itu. Kemudian Prof. Dr. Crämer meniliti hati yang berasal dari tubuh manusia yang kurus dan kekurangan gizi itu."
Wilhelm Brasse menjadi saksi kekejaman yang tak terbayangkan. Seusai perang ia mencoba bekerja sebagai fotograf. Namun setiap kali ia memotret perempuan, gambaran perempuan Yahudi yang ketakutan selalu terbayang. Akhirnya ia ganti profesi dan tidak pernah menyentuh kamera lagi. Selama 62 tahun menikah dengan istrinya Stanislawa, Wilhelm Brasse tidak pernah menyebut sepatah katapun tentang Auschwitz. Dalam rangka memperingati 65 tahun pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz, Brasse akan mengunjunginya. Ia ingin bertemu kembali dengan teman-teman sependeritaannya.
Ludger Kazmierczak / Andriani Nangoy
Editor: Asril Ridwan