Taliban Serang Militer Jerman di Afghanistan
11 Desember 2013Anggota Taliban menyerang konvoi militer Jerman Bundeswehr dekat bandar udara internasional di Kabul hari Rabu (11/12). Menurut jurubicara NATO, sebuah kendaraan dengan bahan peledak menyalip iring-iringan kendaraan Bundeswehr lalu meledak. Pelaku penyerangan itu tewas, tapi tidak ada korban di pihak tentara Jerman.
Menurut kalangan militer, konvoi Bundeswehr itu sedang mengawal pengangkutan barang ke bandara Kabul ketika diserang. Dua kendaraan Bundeswehr rusak dalam serangan itu. Polisi setempat melaporkan, serangan bunuh diri terjadi sekitar jam 8 pagi. Sebagian kompleks bandar udara Kabul merupakan markas pasukan internasional ISAF.
Jalan masuk ke bandara memang sering menjadi sasaran serangan kelompok Taliban. Serangan itu diduga tidak khusus ditujukan kepada pasukan Jerman. Aparat keamanan menerangkan, banyak pelaku serangan bunuh diri yang sengaja menunggu dekat bandara dan mencoba menyerang konvoi militer yang datang.
Taliban mengaku bertanggung jawab
Kelompok Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan dekat bandara internasional Kabul. Dalam sebuah email yang dikirim ke beberapa media, jurubicara Taliban Zabihullan Mujahid menyatakan, "dua mobil dan 10 serdadu tewas dan cidera". Pihak Taliban memang sering menyebut angka korban secara berlebihan dalam pernyataan mereka.
Serangan bunuh diri terhadap militer Jerman itu terjadi ketika Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maiziere berkunjung ke Mazari Sharif di kawasan utara, yang merupakan markas militer terbesar Jerman di negara itu. Ini adalah kunjungan tradisional menjelang perayaan natal. Sebelumnya, de Maiziere juga mengunjungi tentara Jerman yang bertugas di Kosovo.
"Situasi keamanan tetap labil. Tapi ini bukan alasan untuk mengubah politik keamanan yang kita jalankan", kata de Maiziere.
Belum ada perjanjian keamanan
Saat ini masih ada sekitar 3.400 tentara Jerman di Afghanistan. NATO sudah memutuskan penarikan pasukan tempur sampai akhir 2014. Setelah itu, sekitar 8.000 sampai 12.000 pasukan internasional masih akan bertugas sebagai tenaga pendidik dan pendukung teknis.
Jerman kemungkinan akan menempatkan 600 sampai 800 tentara setelah 2014. Tapi sampai sekarang, penempatan pasukan masih belum jelas karena belum ada perjanjian keamanan antara NATO dan Afghanistan.
Amerika Serikat sudah mendesak Presiden Hamid Karzai agar segera menandatangani naskah perjanjian keamanan. Tanpa perjanjian itu, misi pasukan internasional setelah 2014 terancam batal. Tapi Presiden Karzai menolak hal itu dan menyatakan, perjanjian tersebut seharusnya ditandatangani oleh presiden baru hasil pemilu, yang baru akan dilangsungkan bulan April tahun depan. Negara-negara NATO berpendapat, terlalu lama untuk menunggu pemilu presiden.
hp/ab (dpa, rtr)