Tamparan Bagi India
1 Agustus 2012Media India hari Rabu (1.8.2012) memberitakan tanpa ampun laporan seputar padamnya listrik. ”Economic Times“ memberi judul artikelnya: “Negara Adi Daya India, Wafat dengan Tenang”. Harian berpengaruh “Times of India“ menunjukan betapa parahnya pejabat India dan mengritik pemimpin negeri itu sebagai penguasa yang tak jelas.
Hancurnya Citra India
Akibat pemadaman listrik, India merugi hingga 75 juta Euro. Demikian taksiran pakar ekonomi India Praveen Jha dari Universitas Jawaharlal-Nehru di New Delhi. Ratusan jadwal pemberangkatan kereta api kacau balau, jadwal penerbangan mengalami keterlambatan, lampu lalu lintas yang tak berfungsi menyebabkan kemacetan di sana-sini hingga berkilo-kilo meter. Sementara itu rumah-rumah sakit harus menghidupkan generator listrik untuk situasi darurat.
Namun yang lebih buruk adalah konsekuensi yang ditanggung atas citra India sebagai negara adi daya, ujar Praveen Jha: “Jika padamnya lsitrik hanya terjadi sekali, maka orang dapat memakluminya. Namun jika terjadi dua kali, maka jelas bahwa hal ini terjadi akibat cerobohnya pemeriksaan rutin jaringan listrik dan kesalahan sistem pengawasan dan pengaturan.“
Tak mengherankan bila, seluruh penjuru dunia mengolok India, yang selama ini suka dipandang sebagai negara demokratis terbesar di seluruh dunia dan super power, tambah Jha: “India ingin masuk sebagai bagian dari kumpulan negara dengan tingkat pembangunan yang tinggi.Namun jika sekali tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mendasar rakyatnya, maka tentu saja menjadi gambaran yang menyedihkan.“
Latar Belakang Tragedi
Apa latar belakang insiden padamnya listrik di India, hingga kini masih menjadi spekulasi. Pemerintah India telah menunjuk komisi penyelidik untuk menginvestigasi masalah ini. Pengusaha energi Arup Ghosh dari Tata Power Distribution Limited, yang menyediakan listrik bagi kawasan New Delhi dan sekitarnya, memperingatkan pemadaman listrik juga terjadi di negara-negara lain, misalnya di Amerika. Sebabnya antara lain, jaringannya yang tak stabil, atau banyak terjadi pencabangan arus listrik. Bisa juga karena masalah tegangan listrik, ketika ditransmisikan. Bila tegangan terlalu tinggi atau terlalu rendah, listriknya tidak dapat tersalur dengan benar. Mengapa pemeriksaan rutin tak memonitor hal itu, hingga kini belum ada yang dapat menjawab.“
Pemerintah Di Bawah Tekanan
Dalam sebuah wawancara, Menteri energi India Sushilkumar Shinde, mengatakan masyarakat harusnya berterimakasih atas langkah penanganan pemerintah. Pakar ekonomi Praveen Jha khawatir, bahwa kekisruhan antara pemerintah dengan masyarakat akan berlanjut, “pendapat yang berkembang adalah, pemerintah tak mampu menangani krisis. Dan pada saat bersamaan pemerintah mencoba mengecilkan arti bencana tersebut, ketimbang mengambil tanggung jawab dengan sungguh-sungguh.“
Jelas pula, dengan demikian tekanan terhadap Perdana Menteri Manmohan Singh dan partainya semakin tinggi. Tahun 2014 akan berlangsung pemilu parlemen. Kini pemerintah harus membenahi skandal korupsi, inflasi tinggi dan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah India bukan hanya harus berjuang memperbaiki citra di dalam negeri, melainkan juga di mata internasional.
Priya Esselborn/AP/VLZ