Tantangan Dalam Memburu Air di Eksoplanet
25 Juli 2014Dengan menggunakan teleskop Hubble, sebuah tim peneliti melakukan pengukuran yang rinci atas atmosfer tiga gas raksasa yang mengorbit bintang -- mirip dengan matahari. Peneliti berharap untuk dapat menemukan "banyak air" di planet-planet ini.
Terletak antara 60 dan 900 tahun cahaya dari Bumi, suhunya sangatlah panas. Yakni antara 900 sampai 2.200 derajat Celsius. Dengan demikian planet-planet ini dianggap sebagai kandidat yang ideal untuk mendeteksi uap air.
Jumlah air lebih sedikit
Para peneliti Universitas Cambridge juga ambil bagian dalam penelitian ini. "Jumlah sedikit air yang kita temukan cukup mencengangkan," kata pemimpin penelitian Nikku Madhusudhan dari Institut Astronomi. Ditambahkannya, "Hasil ini menunjukkan tantangan untuk bisa mendeteksi air di eksoplanet seperti Bumi, sebagai upaya dalam pencarian potensi kehidupan di tempat lain."
Salah satu planet, dijuluki HD 209458b, merupakan subyek pengukuran berpresisi tertinggi dari setiap senyawa kimia yang pernah dilakukan pada planet di luar tata surya, kata tim peneliti. Dua planet lainnya adalah HD 189733b dan WASP-12b.
Dalam pernyataanya, peneliti menyebutkan, tiga planet memiliki antara sepersepuluh dan seperseribu jumlah air yang diprediksikan oleh standar teori-teori pembentukan planet.
"Seperti yang kita persiapkan dalam mencari biosignature pada bebatuan eksoplanet pada masa depan, kita harus siap untuk menemukan planet-planet dengan jumlah air jauh lebih kecil daripada harapan kita," kata Madhusudhan. Biosignature adalah substansi yang memberikan bukti keberadaan kehidupan pada masa lalu dan sekarang, yang dapat berupa unsur, isotop, molekul, atau fenomena.
Perlu teleskop yang lebih sensitif
Dalam mencari tanda-tanda air, teleskop masa depan mungkin perlu dirancang dengan sensitivitas yang lebih tinggi untuk memperhitungkan kemungkinan planet yang secara signifikan lebih kering dari yang diperkirakan.
Berdasarkan teori, planet-planet raksasa terbentuk di sekitar bintang muda yang terletak pada cakram kosmik. Mereka terdiri dari hidrogen, helium dan es dan partikel debu.
Partikel debu menempel dan membentuk pola lebih besar dan ditarik bersama-sama oleh gaya gravitasi cakram. Inti planet yang terbentuk dapat terus menarik padatan dan gas sampai akhirnya menjadi gas raksasa, di mana oksigen pada atmosfernya diyakini berbentuk cair."Tingkat yang sangat rendah dari uap air yang ditemukan oleh penelitian ini memunculkan sejumlah pertanyaan tentang bahan-bahan kimia yang menyebabkan pembentukan planet," tandas pernyataan itu.
Tim peneliti menggunakan teleskop Hubble untuk mempelajari planet, karena planet-planet itu lewat di depan bintang induknya. Mereka mencari pengaruh uap air pada cahaya yang bersinar melalui atmosfer gas raksasa.
ap/cp(afp)