Teleskop Gaia Siap Petakan Bimasakti
30 Juli 2014
Teleskop Gaia yang bernilai ratusan juta US Dollar dan didesain untuk memetakan galaksi Bimasakti siap berfungsi setelah mengalami penundaan akibat masalah teknis. Kabar tersebut diungkapkan Badan Antariksa Eropa (ESA), Selasa (29/7).
"Menyusul manuver orbit yang diperpanjang dan beberapa masalah tak terduga, Gaia kini siap memulai misi sains-nya," tulis ESA.
Diluncurkan 19 Desember silam, Gaia yang bernilai 990 juta US Dollar itu adalah teleskop luar angkasa paling mutakhir yang pernah dibuat oleh Eropa. Gaia bertugas melakukan "cacah bintang" terhadap sekitar satu miliar benda langit di galaksi Bimasakti.
Untuk itu Gaia ditempatkan pada Titik Lagrangian, sebuah spot parkir untuk satelit yang sangat stabil karena berada di antara daya gravitasi dua benda besar, yakni bumi dan bulan. Titik Lagrangian yang dituju Gaia terpaut jarak 1,5 juta kilometer dari bumi.
Segudang Masalah
ESA berharap, informasi mengenai jarak, kecepatan, arah dan gerakan bintang-bintang ini akan membantu astronom menciptakan peta tiga dimensi dari kawasan langit di sekitar tatasurya kita di galaksi Bimasakti.
Manuver orbit Gaia dijadwalkan akan tuntas dalam waktu empat bulan. Tapi teknisi ESA menemui rentetean masalah ketika mempersiapkan piranti sains untuk misi lima tahun wahana tersebut.
Salah satunya adalah embun yang terperangkap di dalam rongga teleskop sebelum peluncuran dan membeku pada permukaan lensa. ESA akhirnya memutuskan untuk memanaskan teleskop.
Siap menjalankan Misi
Masalah lain adalah apa yang disebut sebagai "stray light". Cahaya ini berasal dari matahari yang melewati tameng solar Gaia dan mempengaruhi daya teleskop untuk mendeteksi cahaya bintang yang redup.
"Fase manuver orbit sejauh ini memang penuh tantangan. Tapi secara keseluruhan Gaia berada dalam kondisi baik untuk menjalankan misinya. Semua sasaran sains masih bisa dicapai, seperti yang diharapkan," kata ilmuwan Gaia Timo Prusti.
Para ilmuwan berharap dapat memublikasikan data pertama pada pertengahan 2016, lebih lambat dari yang diperkirakan, kata Prusti.
rzn/hp (afp,dpa)