Temu Budaya "Begegnungsfest" Bonn 2017
Bonn yang telah menjelma jadi kota internesional gelar festival budaya "Begegnungsfest". Warga dengan beragam latar belakang budaya bersilaturahmi, membangun solidaritas dan toleransi.
Indonesia yang jadi sorotan
Bukan sekedar jadi musik pembuka, grup musik Indonesia menjadi pengisi acara pertama usai pembukaan secara resmi festival budaya 'Begegnungsfest 2017" di kota Bonn, Jerman. Warga Bonn diajak bergoyang dengan irama Melayu dan lagu-lagu Indonesia. Festival budaya di Bonn digelar untuk mempersatukan keberagaman budaya di kota internasional ini.
Promosi musik tradisional tanah air
Instrumen musik sasando, suling bambu, angklung dan ukulele dimainkan oleh para pegiat budaya Indonesia yang bermukim di kota Bonn. Mulai dari alunan Gundul-gundul pacul sampai Bengawan Solo, mengalir apik untuk pengunjung. Sebelum main musik, tak lupa mereka menyampaikan penjelasan mengenai jenis-jenis alat musik yang mereka bawa ke atas panggung ini.
Integrasi amat penting
Integrasi jadi tema sangat penting dalam acara budaya ini. Integrasi memang topik penting pula di Jerman, mengingat tingginya jumlah pengungsi yang masuk ke Jerman. Hingga kini penduduk Jerman masih bahu-membahu mengajar bahasa dan menampung anak-anak pengungsi tanpa orang tua, atau membantu mencari pekerjaan. Tanpa bantuan ribuan warga, arus pengungsi tidak akan terorganisir sebaik saat ini.
Saling menghargai perberbedaan
Perwakilan dari Bangladesh menyajikan musik dan tari-tarian. Kanselir Jerman Angela Merkel kerap mengingatkan, warga Jerman harus percaya diri dan merdeka, menghargai sesama dan kosmopolitan. Terkait integrasi, semua harus belajar dari kesalahan masa lalu. Di Begegnungsfest 2017, lewat budaya masyarakat bertukar pemahaman.
Ngobrol di tenda
Stand Mongolia ini cukup unik. Pengunjung bisa ikut masuk ke tenda dan mendapat informasi tentang kehidupan masyarakat Mongol. Perwakilan dari Kirgizstan juga membangun tenda serupa. Pengunjung bsia mengobrol di dalamnya, bertukar pikiran dan bersenda gurau.
Cari kerja?
Puluhan organisasi dari beragam latar belakang negara berpartisipasi dalam acara ini. Selain seni budaya, bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan, juga bisa menerima layanan informasi di acara ini.
Pernak-pernik unik
Anting-anting khas Peru ini diimpor langsung dari negara asal an dijual di festival Begegnungsfest. Perhiasan etnik semacam ini bukan hanya dari negara-negara Amerika Latin, namun juga dari berbagai negara lainnya.
Made in Indonesia
Produk-produk dari pengrajin lokal di Indonesia juga dipamerkan dalam acara ini. Mulai dari baju, dompet, kipas dan lain-lain. Produk Indonesia yang kaya motif ini menarik perhatian pengunjung.
Cicipi yang mana?
Begitu beragam jenis masakan yang ditawarkan di acara ini. Mulai dari masakan Asia hingga Afrika. Sebagian keuntungan dari penjualan makanan disisihkan untuk mendukung kegiatan budaya dan pengembangan kreativitas berbagai kelompok masyarakat.
Makan gorengan, minum jamu
Kapan lagi jajan semacam ini di Kota Bonn? Saat Begegnungsfest, inilah saatnya warga Indonesia bisa jajan seperti di tanah airnya. Kalau tidak, ya harus masak sendiri di rumah. Ada pisang goreng, kue nagasari, agar-agar gula jawa, bakwan atau bala-bala dan lain sebagainya. Bahkan ada pula jamu kunyit asam.
Gadis Turki yang bisa kenal kata-kata Indonesia
Nihal, gadis Turki yang hobi latihan kebugaran ini mengaku sangat senang dengan kegiatan multikultur ini. Dia memaparkan: "Acaranya seru. Bisa lihat beragam kultur di sini. Bisa makan-makan. Beragam orang berhimpun. Main musik bersama. Saya suka acaranya." Nihal bisa berbicara bahasa Indonesia dalam kalimat-kalimat sederhana.