Tentara Membelot, Korut Melanggar Perjanjian
22 November 2017Pukul 3:11 petang. Cuaca kelabu dan dingin. Sebuah jip melaju kencang ke arah salah satu zona perbatasan dengan penjagaan terketat di dunia. Seorang diri, pengemudi tersebut berupaya menjemput kebebasannya, di seberang desa Panmunjom.
Jalur yang dilalui tentara Korut yang mencoba membelot itu adalah ”Bridge of No Return”, yang dulu digunakan sebagai tempat pertukaran tahanan selama Perang Korea. Para serdadu yang berjaga tampak terkejut ketika rekan mereka tanpa diduga mencuri kesempatan meninggalkan Korea Utara. Jip berhenti di dekat monumen pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, lokasi yang kerap digunakan bagi turis, dan tepat berada di perbatasan dengan Korea Selatan.
Dalam video yang berdurasi 4 menit tersebut, terlihat bagaimana empat orang tentara menembaki desertir tersebut dengan menggunakan pistol dan AK-47. Dua orang tentara Korea Selatan merangkak demi menyelamatkan desertir tersebut.
Tentara Korut langgar aturan
Anehnya, tidak ada kontak senjata antara Tentara Korea Utara dan Korea Selatan, saat insiden tersebut terjadi. Peluru hanya bergerak ke satu arah. Menyasar tentara yang membelot.
Video yang dirilis oleh Pusat Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) tersebut menjadi bukti bahwa ada kemungkinan tentara Korea Utara telah melanggar aturan yang disepakati saat Perang Korea 1953. Aturan ini mengatur garis batas militer kedua negara Korea ini.
Juru Bicara Pusat Komando PBB Kolonel Chad Carroll menyatakan video itu memperlihatkan Prajurit Korut sempat melewati garis batas militer dua negara tersebut untuk menangkap desertir. Meskipun, dalam beberapa detik tentara itu kembali ke sisi Utara.
"UNC sudah meminta untuk bertemu (Korea Utara) untuk berdiskusi dan memeriksa agar ada langkah supaya peristiwa ini tidak terulang," ucap Carroll seperti dikutip dari AFP
Pembelot Coreng Muka Korut
Sejak diselamatkan tentara Korea Selatan, pembelot Korut tersebut telah menjalani dua kali operasi. Kini ia telah sadar dan menjalani proses pemulihan di ruang intensif di salah satu rumah sakit Korea Selatan. Shin Mi-jeong, salah satu petugas rumah sakit mengemukakan bahwa selain merawat luka tembakan, dokter juga mengambil lusinan parasit dari usus tentara yang terluka tersebut, diantaranya cacing sepanjang 27 sentimeter. Kondisi ini memperlihatkan betapa buruknya kualitas nutrisi para tentara Korea Utara.
Meski berhasil lolos dari pengejaran, namun kebebasannya menjadi peristiwa yang mencoreng muka Korea Utara, yang menuding pembelotan terjadi sebagai cara Korea Selatan untuk menculik atau memikat tentara Korea Utara. Pyongyang hingga kini belum memberi komentar lebih lanjut.
Sekita 30.000 warga Korea Utara dilaporkan telah melarikan diri dan mengungsi ke Korea Selatan. Rata-rata 1000 warga Korea Utara membelot setiap tahunnya. Sebagian besar mengungsi melewati perbatasan dengan Cina, sejak Perang Korea berakhir tahun 1950-1953. Pembelotan kali ini termasuk nekat dan tidak lazim karena dilakukan di perbatasan yang dijaga ketat tentara dan rawan baku tembak antara penjaga perbatasan.
ts/ (AP, AFP, Reuters)