"Teror Sistematis" di Suriah
20 September 2012Berdasarkan laporan PBB, 20000 orang tewas dalam 1,5 tahun dalam perang saudara di Suriah. Organisasi Amnesty International (AI) dalam laporan terbarunya menambahkan, rezim Presiden Bashar al Assad membantai warga sipilnya dalam perang tersebut. AI menyebutnya sebagai "teror yang sistematis".
Serangan acak dilakukan dari udara ke daerah pemukiman. Serangan tidak diarahkan terhadap pejuang oposisi atau sasaran militer, melainkan bertujuan "menghukum" warga sipil yang bersimpati dengan pemberontak. Demikian bunyi laporan AI. Kini, pasukan Suriah secara "rutin" membom kota-kota kecil dan desa di wilayah yang tidak lagi dikuasai pemerintah.
Amnesty International berada di lokasi
Laporan disusun berdasarkan penemuan pejabat urusan krisis Amnesty International, Donatella Rovera. Ia berada di Suriah dari 31 Agustus hingga 11 September dan mengunjungi 26 kota dan desa di utara Suriah. Menurutnya warga dibunuh di rumah mereka, di jalan atau saat berusaha menyelamatkan diri dari serangan. Selama 12 hari kunjungan, 166 tewas, setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan seperti itu melanggar aturan dasar HAM , karena tidak membedakan antara sasaran militer dan warga sipil.
Amnesty juga menuduh pihak oposisi melakukan pelanggaran HAM. Mereka juga memulai serangan dari kawasan pemukiman dan membahayakan nyawa warga sipil. Organisasi ini menuntut dunia internasional untuk mengancam rezim Assad dengan proses hukum di pengadilan kejahatan internasional.
Perang yang tak kunjung usai
Sementara itu, pemberontak Suriah kembali menguasai jalur perbatasan ke Turki. Tentara pemerintah didesak keluar dari gedung pos perbatasan Tell al-Abjad. Demikian laporan kantor berita Turki Anadolu. Pos perbatasan terletak di provinsi Al Rakka, yang selama ini berpihak pada Assad.
Di lain pihak, pasukan pemerintah berhasil mengusir pemberontak dari beberapa wilayah ibukota Damaskus. Ini dilaporkan kedua pihak. Kantor berita pemerintah Sana menyebutnya sebagai keberhasilan dalam perang melawan "teroris bersenjata", sementara dewan revolusi Suriah mengatakan wilayah tersebut "dikorbankan".
Menteri luar negeri Iran Ali Akbar Salehi tengah berada di Suriah untuk berdialog dengan Assad. Menurut Salehi, solusi hanya bisa dicapai oleh warga Suriah sendiri.
gmf,vlz/ek (afp, dpa, rtr)