Thailand Catat Kasus Strain Mpox Mematikan Pertama di Asia
23 Agustus 2024Thailand pada Kamis (22/8) mengonfirmasi kasus pertama di Asia dari strain baru Mpox yang lebih mematikan pada seorang pasien yang baru saja tiba dari Afrika.
Pasien tersebut mendarat di Bangkok pada 14 Agustus dan segera dirawat di rumah sakit dengan gejala Mpox.
Departemen Pengendalian Penyakit menyatakan bahwa tes laboratorium pada pasien berusia 66 tahun asal Eropa tersebut menunjukkan bahwa dia terinfeksi Mpox Clade 1b.
"Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengonfirmasi hasil tes laboratorium yang menunjukkan adanya Mpox Clade 1b pada pasien asal Eropa," demikian pernyataan otoritas Thailand, seraya menambahkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan diberitahu tentang perkembangan ini.
"Kami telah memantau 43 orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien dan sejauh ini tidak menunjukkan gejala, tetapi kami harus terus memantau selama total 21 hari."
Siapa pun yang bepergian ke Thailand dari 42 "negara berisiko" harus mendaftar dan menjalani tes saat tiba, jelas Departemen Pengendalian Penyakit Thailand.
Desakan produsen tingkatkan produksi vaksin
Kasus Mpox dan kematian meningkat di Afrika, di mana wabah telah dilaporkan di Republik Demokratik Kongo, Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda sejak Juli.
Organisasi Kesehatan Dunia telah mengumumkan darurat kesehatan masyarakat global atas varian baru Mpox dan mendesak produsen untuk meningkatkan produksi vaksin.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh hewan yang terinfeksi dan menyebar antar manusia melalui kontak fisik dekat, menyebabkan demam, nyeri otot, dan luka besar seperti bisul di kulit.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Meskipun Mpox, yang fulu dikenal sebagai cacar monyet, telah dikenal selama beberapa dekade, strain baru yang lebih mematikan dan lebih mudah menular, dikenal sebagai Clade 1b, telah menyebabkan lonjakan kasus baru-baru ini.
Clade 1b menyebabkan kematian pada sekitar 3,6 persen kasus, dengan anak-anak lebih berisiko, menurut WHO.
Thongchai Keeratihattayakorn, kepala Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, mengatakan bahwa Mpox jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menyebar dengan cepat dibandingkan COVID-19 karena membutuhkan kontak dekat untuk tertular.
Virus ini pertama kali ditemukan pada 1958 di Denmark, pada monyet yang digunakan untuk penelitian.
Republik Demokratik Kongo telah melaporkan lebih dari 16.000 kasus dan 500 kematian tahun ini.
rs/hp (AFP)