281011 G20 Chronik
28 Oktober 2011Dulu sistem keuangan dunia terancam. KTT G20 diharapkan bisa mencegahnya dan mereformasi sistem. Di Cannes seharusnya yang dibicarakan adalah peraturan baru mata uang dunia dan spekulan bahan mentah. Namun, sepertinya G20 kembali harus mengatasi krisis lain terlebih dahulu.
KTT G20 di Washington
15 November 2008 di Washington DC. Tepat dua bulan sebelumnya, krisis hipotek Amerika Serikat mencapai titik puncaknya dengan kebangkrutan Bank Lehman. KTT G20 diharapkan mampu menghasilkan solusi bantuan. G20 sudah terbentuk sebelumnya, namun hanya hingga jajaran menteri keuanganya. Situasi darurat mempersatukan mereka.
Di akhir pertemuan, kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, "Menurut saya, kita harus memastikan bersama, krisis semacam ini tidak terulang kembali. Semua peserta pasar, semua produk dan semua pasar harus diregulasi atau diawasi secara benar. Masalahnya adalah, bagaimana cara memerintah sebuah dunia yang dapat mewujudkan politik dan tidak membiarkan dampak pasar merusak semua yang kita inginkan.“
Sebuah paket dengan 50 langkah diputuskan di Washington dan harus sesegera mungkin dilaksanakan. Setengah tahun kemudian, awal April 2009, digelar KTT berikutnya di London. Saat itu 'rencana aksi G20 bagi kemajuan dan reformasi' diresmikan. Sistem keuangan memiliki peraturan yang lebih ketat.
Ekonomi Dunia Seakan Pulih
Kembali setengah tahun kemudian, akhir September 2009, Presiden Barack Obama menjadi tuan rumah KTT G20 berikutnya. Kemajuan terjadi dalam regulasi pasar keuangan, IMF mendapat dana lebih besar, dan negara ambang industri mendapat posisi lebih berarti di IMF.
Obama juga terdengar positif. “Enam bulan yang lalu, saya mengatakan KTT di London adalah titik balik dalam usaha kita dalam mencegah bencana ekonomi. Di Pittsburgh, beberapa hal telah mengalami perkembangan untuk memastikan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan dan seimbang. Kita mencegah tenggelamnya ekonomi dunia.”
Tahun 2010 juga digelar dua KTT. Pertama akhir Juni di Toronto, Kanada, dan yang kedua di ibukota Korea Selatan, Seoul. Namun, dinamika penyelamat dunia sepertinya melumpuh. Ekonomi dunia seakan pulih. Jerman misalnya, cepat mengatasi resesi berat dan berkilau dengan tingkat pertumbuhan yang bagus. Akibatnya, muncul perdebatan tentang model ekonomi yang benar. Berhemat atau lebih mengandalkan program konjungtur?
Di Toronto, kanselir Jerman bersikeras, "Rencana mengurangi defisit hingga setengahnya sampai 2013 adalah strategi yang jelas. Kita menjauh dari program konjungtur, yang menimbulkan lebih banyak hutang dan sebagai negara industri mengurangi hutang hingga setengahnya sampai 2013. Ini tuntutan berat, dan sejujurnya lebih dari yang saya kira. Negara-negara industri telah menyetujuinya dan ini adalah sebuah keberhasilan."
Perubahan Situasi Keuangan Dunia
Reformasi pasar keuangan memang mengalami kemajuan. Namun, lobi bank yang kuat mencegah regulasi yang terlalu ketat di Amerika Serikat dan Eropa. Pertanyaan terpenting belum mendapat jawaban. Yakni, bagaimana cara menghindari sebuah bank menjadi sedemikian besarnya, sehingga jika ia bangkrut, seluruh dunia ekonomi turut mengalami kehancuran.
Dalam KTT di Seoul, Angela Merkel masih yakin telah melakukan semua hal dengan benar. "Dalam memerangi krisis, kami melakukan banyak hal lebih baik dibandingkan di tahun 30an. Kami mewujudkan peraturan jelas, paket konjungtur, dan tidak terlambat memulai untuk berhemat. Kini, kita tidak boleh mengulang kesalahan ketiga yang dulu dilakukan. Yakni, jatuh ke dalam proteksionisme.“
Tetapi situasinya berubah. Masalahnya bukan proteksionisme. Masalahnya adalah Yunani, Portugal, Irlandia, Spanyol dan Italia. Kata-kata seperti ‘kebangkrutan negara' tidak asing lagi. Paket penyelamatan dimulai dan terus diperbesar. Sebenarnya di Cannes akan dibahas reformasi sistem mata uang dunia dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy ingin memulai spekulan bahan mentah. Ini tidak akan terjadi. Masalah yang lebih besar akan dibicarakan. Setelah keputusan terbaru dari Eropa, pertanyaannya masih adalah : Akankah zona Euro bertahan? Dan apakah G20 memiliki masa depan?
Henrik Böhme / Vidi Legowo-Zipperer
Editor : Andriani Nangoy