Tim MER-C Sudah Mulai Dinas di RS Indonesia di Gaza
14 Agustus 2024Tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) gelombang kelima asal Indonesia akhirnya sudah bisa berdinas di Rumah Sakit Indonesia, di Bait Lahiya, utara Jalur Gaza. Tim MER-C tiba di lokasi pada akhir pekan lalu bersama konvoi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Terus terang senang dan bahagia karena dokter Indonesia bisa masuk ke utara Gaza dan bisa bekerja di Rumah Sakit Indonesia," ujar Ketua Presidium MER-C dokter Sarbini Abdul Murad.
"Begitu lama yang mereka lakukan dalam proses perjalanan karena harus lewat checkpoint, harus mendapatkan lampu hijau dari Israel," tambahnya.
Perjalanan panjang dan berat
Salah satu relawan MER-C Reza Aldilla melaporkan, selama perjalanan, tim itu melewati jalan yang sudah rusak dan gedung-gedung yang hancur.
”Tim MER-C beberapa kali berhenti untuk pemeriksaan di check point. Kemudian juga sempat berhenti di Rumah Sakit Shifa selama dua jam, untuk menunggu pemberitahuan bahwa tim mereka aman melanjutkan perjalanan," paparnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Tiba di Gaza Utara, ketujuh relawan MER-C yang terdiri dari empat dokter spesialis, satu liaison officer, satu relawan nonmedis dan satu relawan lokal langsung berkoordinasi dengan Direktur RS Indonesia, dr. Marwan Al-Sultan.
Selama di Gaza Utara, mereka menginap di RS Indonesia, mengingat Wisma dr. Joserizal, tempat yang seharusnya disediakan untuk menginap masih dalam kondisi rusak.
Langsung bertugas ketika tiba, tim MER-C yang dipimpin oleh dr. Dany K. Ramdhan, SpBS menceritakan kondisi RS tersebut: ”Rumah Sakit Indonesia di Gaza tetap beroperasi, bahkan tetap berjalan meski listrik mati saat mengoperasi pasien. Selain itu, karena daya listrik naik turun, peralatan medis di sana cepat rusak," ujarnya.
Tim MER-C langsung bertugas
Tim yang baru tiba itu langsung membantu tenaga medis lokal menangani korban luka-luka, karena ketika baru saja tiba, kembali terjadi serangan. "Ada penyerangan di Jabaliya, ada beberapa korban, satu syahid," papar liaison officer Tim Emergency Medical Team (EMT) MER-C, Marissa Noriti.
Tim akan bertugas selama kurang lebih satu bulan di RS Indonesia untuk membantu pelayanan medis bagi para pasien, serta evaluasi lanjutan kondisi RS Indonesia. Sementara tiga relawan MER-C lainnya masih bertugas di Gaza bagian Tengah.
Sementara itu, MER-C sendiri sudah mengirimkan lima tim EMT bertahap dan rotasi ke Jalur Gaza, dengan total relawan sebanyak 34 orang.
Tim MER-C sampai saat ini menjadi satu-satunya tim dari Indonesia yang masuk dan bertugas di dalam Gaza, memberikan pelayanan medis di sejumlah rumah sakit dan klinik yang masih berfungsi sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan Palestina dan Badan Kesehatan Dunia (WHO). (ap/as)