Gelombang Kebencian Melanda AS
11 November 2016Berbagai tindak kebencian terhadap minoritas melanda Amerika Serikat setelah kemenangan kandidat Republik, Donald Trump, dalam pemilu kepresidenan. Polisi kini menyelidiki serangan rasial terhadap kaum muslim, etnis Hispanik, Afro-Amerika dan kaum LGBT.
Salah satu insiden yang sedang ditangani kepolisian adalah dugaan perampokan terhadap seorang mahasiswi muslim di San Diego State University. Korban mengklaim dirinya didatangi dua pria kaukasia yang "melontarkan komentar tentang Presiden terpilih Donald Trump dan komunitas muslim." Kedua tersangka lalu merampas tas korban dan mencuri kendaraannya.
"Komentar yang diucapakan kepada mahasiswi mengindikasikan ia diserang lantaran agamanya, termasuk pakaian tradisional dan hijab yang ia kenakan," tulis kepolisian San Diego dalam berita acara pidana. Menurut Asosiasi Mahasiswa Muslim San Diego, korban merupakan perempuan muslim berkulit gelap yang sedang mempersiapkan demonstrasi anti Islamofobia.
Tindak kebencian tidak cuma terjadi di kampus, tetapi juga di jalanan dan ruang-ruang kelas siswa sekolah dasar. Pesan di Twitter dan Facebok antara lain menampilkan mahasiswa kulit putih yang mengenakan topeng hitam dilatari bendera Konfederasi buat merayakan kemenangan Trump.
Murid taman kanak-kanak bahkan dilaporkan meneriakkan yel-yel rasial terhadap murid kulit hitam seperti "buruh kapas" yang merujuk pada praktik perbudakan di AS.
Mark Potok, peneliti senior pada lembaga advokasi Southern Poverty Law Centre yang memonitoring delik kriminal berdasarkan kebencian, mengatakan, ia mencatat meningkatnya serangan terhadap perempuan muslim dan maraknya grafiti rasialis. Selain itu telepon darurat pencegahan tindak bunuh diri juga mencatat peningkatan tajam jumlah aduan.
"Saya kira ini adalah hasil jelas dari kemenangan Trump," kata Potok kepada harian Inggris, Guardian. "Donald Trump telah membuka kotak Pandora."
rzn/yf (afp,guardian, nytimes, cnn)