Tingkah Pelatih dalam Piala Dunia 2014
Mereka mengarahkan, memaki, bersorak dan bersedih hati di pinggir lapangan. Begitu pertandingan dimulai, para pelatih hanya punya pengaruh sedikit atas keberhasilan tim.
Tekanan Berat
Sejak awal Piala Dunia, pelatih timnas Jerman Jogi Löw sudah mendapat tekanan berat. Setelah tim Jerman tahun 2006 (ketika itu ia masih co-trainer) dan 2010 berhasil mencapai tempat ke tiga, banyak pakar menuntut agar titel juara dunia harus segera diraih.
Sudah Sering Menang
Di babak penyisihan grup, timnas Spanyol sudah menunjukkan, kali ini mereka tidak bisa memenuhi harapan pendukungnya. Pelatih Vicente Del Bosque menerima kekalahan tanpa menunjukkan emosi apapun. Sebagai pelatih, pria berusia 63 tahun itu sudah mencapai semua yang diinginkannya: juara Champions League, Piala Eropa dan Piala Dunia.
Pelatih Konsekuen
Pelatih tim Italia Cesare Prandelli juga dianggap salah satu favorit ketika berangkat ke Brasil. Tetapi "Squadra Azzurra" juga mengecewakan akibat dikalahkan Costa Rica dan Uruguay. Prandelli mengundurkan diri setelah gagal di Piala Dunia 2014. Tapi pekerjaan baru dengan cepat diperolehnya. Ia akan jadi pelatih baru Galatasaray Istanbul.
Pendorong Semangat
Seorang pelatih asal Italia lainnya juga gagal di babak penyisihan grup. Fabio Capello sejak 2012 melatih timnas Rusia. Hanya kantongi satu poin dari satu seri dan dua kali kalah, tim Rusia terpaksa pulang. Tapi Fabio Capello tetap akan melatih timnas Rusia untuk Piala Dunia 2018 di Rusia.
"Kutu" Marah-Marah
Sebenarnya Miguel Herrera tidak perlu marah-marah. Bagaimanapun tim Meksiko berhasil lolos babak penyisihan grup tanpa kekalahan. Walaupun demikian, pelatih yang di negaranya disebut "El Piojo" (kutu) itu, jadi salah satu yang paling "aktif" di tepi lapangan. Ia sering marah-marah. Tapi tidak berhasil mencegah kegagalan di babak perdelapan final.
Diam-Diam Dijagokan
Marc Wilmots punya alasan untuk bersukacita, setidaknya sampai perempat final. Timnas Belgia dijagokan banyak orang di awal Piala Dunia, dan bermain baik di babak awal. Tapi setelah menang empat kali, di babak perempatfinal mereka kalah lawan Argentina. Meskipun demikian ini adalah keberhasilan terbaik timnas Belgia, sejak menduduki tempat ke-empat tahun 1986 di Meksiko.
Mulai Unjuk Gigi
Timnas yang mengejutkan banyak orang dalam Piala Dunia 2014 adalah Costa Rica. Di bawah pelatih yang berasal dari Kolumbia, Jorge Luis Pinto, timnas Costa Rica maju sampai babak perempat final. Di sana mereka hanya kalah dalam adu penalti melawan Belanda. Piala Dunia 2014 jadi kesuksesan terbesar dalam sejarah sepak bola Costa Rica.
Yang Digulingkan
Pelatih timnas Brasil Luiz Felipe Scolari bisa tiba-tiba bersorak-sorai, dan tiba-tiba sedih. Hingga babak semi final, kesuksesan timnasnya bisa dibilang sesuai rencana. Tapi kekalahan 1:7 dari Jerman adalah penghinaan bagi bangsa yang bangga akan kemampuan bersepakbola. Kini Scolari yang berusia 65 tahun harus mencari pekerjaan lain, atau pensiun.
Pelatih Kontroversial
Hingga final, pelatih Argentina Alejandro Sabella bisa bersukacita. Tapi setelah Mario Götze mencetak gol di menit ke-113, impian tim Albiceleste berakhir. Selama Piala Dunia, di negaranya Sabella jadi pelatih kontroversial. Lionel Messi dianggap pemimpin sebenarnya tim Argentina, dan juga ikut memutuskan posisi pemain dan taktik.
Beginilah Pemenang
Juara Dunia! Ini puncak karir Joachim Löw. Dengan demikian ia sejajar dengan pelatih lain yang jadi legenda, yaitu Sepp Herberger, Helmut Schön dan Franz Beckenbauer. Sebagai pelatih klub, kesuksesan Löw yang terbesar adalah keberhasilan VfB Stuttgart merebut piala DFB. Setelah Piala Dunia 2014, Löw tetap jadi pelatih timnas. Sasaran berikutnya: titel Juara Eropa 2016 di Perancis.