Tingkat Radioaktivitas Fukushima Meningkat Drastis
30 Maret 2011Para pekerja di PLTN Fukushima Daiichi terus berjuang mencegah kebocoran unsur radioaktif ke dalam air laut dan ke dalam tanah. Di sisi lain, operator PLTN, TEPCO, didesak agar segera memperbaiki persyaratan kerja bagi para teknisi, serdadu dan pemadam kebakaran yang terus bekerja di reruntuhan blok reaktor.
Harian Yomiuri Shinbun melaporkan, para relawan yang menghadapi risiko mati terpapar unsur radioaktif, bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi hingga batas akhir tenaganya, dan hanya mendapat jatah dua kali makan, berupa kue kering dan nasi serta satu setengah liter air minum.
Pengukuran terbaru di kawasan pantai sekitar PLTN Fukushima, menunjukkan naik drastisnya kadar unsur radioaktif Yodium, hingga mencapai 3.300 kali lipat ambang batas aman. Badan keselamatan atom Jepang tetap berusaha mengecilkan dampak cemaran radioaktif tersebut dan dalam waktu bersamaan memerintahkan warga untuk segera meningggalkan kawasan bersangkutan dan melarang penangkapan ikan di area tersebut.
Pejabat badan pengawas keselamatan atom Jepang, Hidehiko Nishiyama, mengatakan, "Karena kadarnya jauh lebih tinggi dari perkiraan, kami harus waspada. Kami harus bekerja untuk mencegah kebocoran lebih lanjut ke laut."
Pemerintah Jepang sementara ini mengumumkan akan memperbaiki standar keselamatan PLTN. Selain itu, tiga blok reaktor yang rusak di Fukushima akan ditutupi terpal untuk mengurangi paparan radioaktif. Sebuah kapal tanker khusus juga akan dikerahkan untuk menyedot air yang tercemar unsur radioaktif. Namun hingga kini pemerintah belum memperluas zona evakuasi pada radius 20 km dari kawasan PLTN Fukushima. Greenpeace menuntut perluasan zona evakuasi hingga 40 km. Bahkan para pakar atom Amerika Serikat menyarankan zona evakuasi hingga radius 80 km.
Saat ini, warga di ibukota Tokyo juga semakin cemas, menimbang perubahan cuaca dan arah angin. Jika sebelummya angin bertiup ke arah laut, mulai Rabu (30/03), diperkirakan akan terjadi perubahan arah angin menuju Tokyo. Dengan itu, partikel radioaktif dari Fukushima dapat terhembus hingga ke ibukota Jepang.
Sementara itu, nasib para korban gempa bumi dan tsunami seolah terlupakan akibat perhatian nyaris seluruhnya tersedot oleh bencana atom Fukushima. Saat ini lebih dari 200.000 warga di kawasan pantai di timur laut Jepang menjadi tuna wisma, karena rumahnya hancur diguncang gempa atau diterjang Tsunami. Mereka kini tinggal di tempat penampungan sementara yang kondisinya amat memprihatinkan. Pemasokan bahan pangan, air minum dan obat-obatn masih tersendat-sendat akibat hancurnya infrastruktur dan kelangkaan bahan bakar.
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami menurut keterangan resmi mencapai lebih dari 11.000 orang dan lebih dari 16.000 orang masih dinyatakan hilang. Sekitar 4.000 jenazah yang ditemukan di prefektur Miyagi, Iwate dan Fukushima hingga kini belum teridentifikasi. Kapan atau apakah kawasan yang hancur dilanda gempa bumi dan tsunami akan dibangun kembali, hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah Jepang.
Agus Setiawan/dpa/rtr/afp
Editor: Dyan Kostermans