Rusia: Tokoh Oposisi Dmitry Gudkov Melarikan Diri ke Ukraina
7 Juni 2021Seorang politisi oposisi terkemuka Rusia, Dmitry Gudkov, mengatakan pada Minggu (06/06) bahwa dia meninggalkan negaranya dan berangkat ke Ukraina karena takut dipenjara.
Gudkov yang telah mengumumkan pada awal tahun ini bahwa dia berencana mencalonkan diri sebagai anggota parlemen, ditahan polisi selama dua hari pekan lalu dalam penyelidikan kriminal.
Penahanannya terjadi setelah oposisi menuduh pihak berwenang melakukan tindakan yang keras terhadap orang-orang yang mengemukakan perbedaan pendapat menjelang pemilihan parlemen pada September mendatang. Tuduhan tersebut ditolak pemerintah Rusia.
'Kasus kriminal palsu'
"Beberapa sumber yang dekat dengan lingkaran administrasi kepresidenan mengatakan bahwa jika saya tidak meninggalkan Rusia, kasus kriminal palsu saya akan dibawa lebih jauh hingga saya di tangkap," kata Gudkov.
Kritikus Kremlin itu ditahan di rumah pedesaannya pekan lalu atas tuduhan bahwa ia gagal membayar utang atas properti sewaan. Tuduhan tersebut dibantah oleh Gudkov.
Dia dibebaskan tanpa dakwaan pada Kamis (03/06). Namun, Gudkov tetap menjadi tersangka.
"Saya mendekati Kiev," kata Gudkov dalam sebuah postingan Facebook. Dia menambahkan bahwa dirinya harus tetap berada di luar negeri setidaknya sampai pemungutan suara.
"Keputusan saya didukung oleh kerabat dan orang yang saya cintai, yang juga menerima informasi serius tentang ancaman dan risiko," kata Gudkov.
Semakin gencar tindakan terhadap oposisi sebelum pemilu?
Gudkov, yang merupakan anggota parlemen periode 2011-2016, mengatakan penyelidikan itu dilakukan untuk mencegahnya mencalonkan diri sebagai anggota parlemen tahun ini.
Penangkapannya pada awal pekan ini terjadi hanya sehari setelah kritikus Kremlin terkemuka lainnya, Andrei Pivovarov, ditarik keluar dari pesawat tujuan Warsawa di Saint Petersburg beberapa menit sebelum lepas landas.
Pihak berwenang Rusia semakin keras menindak orang-orang yang lantang mengemukakan perbedaan pendapat menjelang pemilihan parlemen pada September mendatang, karena partai utama yang didukung Kremlin, Rusia Bersatu, mengalami penurunan popularitas.
Tetapi Kremlin menegaskan bahwa penangkapan politisi baru-baru ini tidak ada hubungannya dengan politik dan menyangkal berusaha membersihkan medan lawan politik. pkp/hp (afp, ap, rtr)