TPNPB-OPM Bertanggung Jawab Atas Serangan di Papua
6 Desember 2018"Ya, kami melakukan operasi di Kali Aworak, Kali Yigi, dan di pos TNI Mbua, dan kami siap untuk bertanggung jawab. Serangan itu dipimpin oleh komandan Makodap III Ndugama, Egianus Kogeya dan komandan operasi Pemne Kogeya,” kata juru bicara TPNPB, Sebby Sanbom, dalam sebuah pernyataan tertulis, dikutip dari Jakarta Post.
Namun, Sebby membantah bahwa 19 pekerja yang tewas adalah warga sipil, mengklaim bahwa mereka adalah anggota Korps Insinyur Angkatan Darat Indonesia.
Bukan infrastruktur yang diperlukan, melainkan kedaulatan
Sebby mengatakan mereka telah mengamati para pekerja selama tiga bulan dan yakin mereka adalah tentara dari Zipur yang bekerja sebagai unit yang solid. Zipur adalah singkatan dari Zeni Tempur, unit militer yang mengkhususkan diri dalam aspek teknik dan teknis infrastruktur pertempuran. "Target kami tidak salah, kami tahu yang mana pekerja sipil dan mana anggota TNI Zipur, bahkan jika mereka memakai pakaian biasa,", tegas Sebby..
Dikutip dari jakarta Post Sebby juga mengklaim bahwa orang Papua tidak meminta jalan Trans-Papua. "Melalui serangan ini, kami mengatakan kepada negara penjajah Indonesia bahwa kami bukan para penjahat bersenjata tetapi pejuang sejati untuk kebebasan Republik Papua Barat," katanya. "Kami tidak meminta jalan Trans Papua atau pembangunan. Solusi untuk masalah Papua adalah kemerdekaan dan kedaulatan sebagai bangsa yang beradab.”
Penjemputan jenazah korban
Pasukan keamanan Indonesia telah menjemput jenazah 16 orang setelah pembantaian yang diduga dilakukan kelompok yang dicurigai sebagai pemberontak di provinsi Papua yang bergolak, demikian ditegaskan TNI dikutip dari AFP.
Jenazah akan dievakuasi ke kota Timika dari distrik terpencil Nduga, daerah pegunungan di mana serangan itu terjadi hari Minggu lalu, kata komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti, kolonel inf. Binsar Sianipar. "Informasi terakhir adalah 16 mayat telah ditemukan," kata Binsar kepada wartawan di Papua.
Pada hari Kamis (06/12), militer mengatakan, bahwa belum jelas apakah semua orang yang meninggal dunia itu bekerja untuk kontraktor milik negara PT Istaka Karya. Perusahaan sedang membangun jembatan dan jalan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan infrastruktur di Papua. Sebanyak 15 orang lainnya - termasuk tujuh karyawan kontraktor - telah dievakuasi dari daerah konflik.
ap/as(AFP/JakartaPost)