Umar Patek Ingin Bertemu Osama bin Laden
19 April 2012“Ia (Umar Patek-red) terus menjadi teroris dan membuat bom, dan ia berencana menyerang tentara Amerika di Filipina” kata Frank Pellegrino yang merupakan agen khusus Biro Penyelidik Federal Amerika, FBI.
Pellegrino menginterogasi beberapa anggota kelompok militan setelah peristiwa teror 11 September, dan ia juga berdiskusi dengan polisi Indonesia pasca bom Bali I, mengenai peran Umar Patek di Afghanistan, tempat di mana ia pernah dilatih membuat bom.
Di Filipina, Umar Patek berbicara dengan banyak orang tentang “Hasratnya untuk membunuh orang Amerika di Filipina Selatan, dan itu adalah tentara Amerika yang membantu tentara Filipina” kata Pellegrino yang bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Pellegrino tiba di Bali sesaat setelah Bom Bali I, Oktober 2011. Ia juga merupakan salah satu agen FBI yang bertanggungjawab melacak pengakuan mastermind teror 11 September yakni Khalid Sheikh Mohammed, yang ditangkap pihak keamanan Pakistan pada tahun 2003.
Dalam persidangan, Pellegrino mengatakan bahwa seorang saksi di Filipina mengaku kepada FBI bahwa kepergian Umar Patek ke Pakistan bertujuan untuk membangun hubungan antara jaringan teror Asia Tenggara Jamaah Islamiyah JI dengan organisasi Al-Qaeda. Umar Patek ditangkap tahun lalu di kota yang sama dengan tempat persembunyian gembong teroris Osama bin Laden.
Saksi FBI di Filipina itu menyebut Umar Patek pernah mengaku kepada dirinya bahwa ia tertarik kembali ke Pakistan dan Afghanistan untuk bekerjasama dengan Osama bin Laden, demikian keterangan Pellegrino.
Pellegrino mengutip saksi itu yang mengatakan bahwa Umar Patek ingin menghubungkan kembali JI dengan Al-Qaeda, yang hubungannya pernah dibuat sangat kuat oleh Khalild Sheikh Muhammed dan Hambali, warga Indonesia yang kini ditahan di Guantanamo dengan tuduhan terlibat jaringan teror global. “Inilah yang dikatakan salah seorang saksi kepada kami (FBI-red)“ tambah Pellegrino.
Ali Imron, yang kini menjalani hukuman penjara seumur hidup karena terlibat Bom Bali I, bulan lalu juga memberikan kesaksian untuk kasus Umar Patek. Dalam persidangan, Ali Imron menyebut bahwa saudara laki-lakinya yakni Mukhlas, telah menerima 30 ribu euro dari bin Laden untuk melaksanakan aksi jihad di Asia Tenggara.
Pellegrino mengatakan ia telah menginterogasi sekitar 20 anggota militan yang sebagian besar adalah anggota JI yang terkait Al-Qaeda, di mana Umar Patek dipercaya menjadi anggota kunci yang ada di belakang serangan Bom Bali I.
“Banyak yang kenal Umar Patek dan semua menggambarkan ia (Umar Patek-red), khususnya setelah pemboman Bali, sebagai seorang pemimpin, seorang pembuat bom yang dikenal mengetahui cara meracik bahan kimia dan bisa mengajari orang lain bagaimana meracik bom” kata Pellegrino. FBI melakukan pengejaran terhadap JI pasca serangan atas Kedutaan Amerika Serikat di Singapura pada tahun 2001.
Umar Patek (45 th) diadili dengan dakwaan terlibat pembunuhan, pembuatan bom dan kepemilikan senjata api secara ilegal. Jaksa penuntut ingin agar Umar Patek dijatuhkan hukuman mati atas perbuatannya.
ab/ afp