Uni Eropa Siapkan Langkah Hadapi Fake News di Pemilu 2019
6 Desember 2018Lima bulan sebelum pemilihan Eropa bulan Mei 2019, para pimpinan Uni Eropa telah mengusulkan agar anggaran divisi yang bertugas mengatasi disinformasi ditingkatkan anggarannya sampai lebih dua kali lipat, dari 1,9 juta menjadi 5 juta euro. Mereka khawatir pemilu Eropa akan berusaha disusupi oleh para hacker Rusia dengan maksud menggiring opini publik ke arah tertentu.
Tudingan sudah lama ditujukan ke Rusia, yang terbukti beberapa kali berusaha menerobos jaringan komputer internal beberapa negara di Eropa. Di Amerika Serikat masih dilakukan penyelidikan intensif mengenai keterlibatan agen-agen Rusia dalam kampanye pemilu presiden tahun 2016 yang dimenangkan oleh DonaltdTrump.
"Disinformasi adalah bagian dari doktrin militer Rusia, dan strateginya untuk memecah dan melemahkan Barat," kata Andrus Ansip, wakil presiden Uni Eropa bidang digital, hari Rabu (6/12).
Lebih banyak staf dan peralatan canggih
Rusia menghabiskan 1,1 miliar euro setiap tahun untuk mendanai media-media pro-Kremlin, kata Andrus Ansip, yang juga mantan perdana menteri Estonia. "Kami telah melihat upaya (mereka) untuk ikut campur dalam pemilihan dan referendum. Bukti-bukti menunjuk ke Rusia sebagai sumber utama serangan ini," tambahnya.
Uni Eropa sekarang ingin mempekerjakan lebih banyak staf dengan peralatan yang lebih canggih di kantor pusat di Brussels. Selain itu, kantor-kantor perwakilan Uni Eropa di berbagai bagian dunia juga akan memiliki perlengkapan dan pengamanan lebih baik. Data-data dan analisis mengenai penggalangan propaganda lewat fake news nantinya dengan cepat dapat disebarkan di antara negara-negara anggota Uni Eropa.
Dengan sebuah mekanisme "peringatan cepat", pemerintah yang bersangkutan akan mendapat peringatan dini sekaligus strategi dan cara menangkis propaganda dan serangan dengan inform
Bertindak dengan cepat dan efektif'
Komisi Eropa menyerukan pada Facebook, Google dan Twitter untuk bertindak "dengan cepat dan efektif " menghadapi disinformasi dan menutup akun-akun palsu serta memblokir pesan yang disebarkan secara otomatis oleh bot.
Komisioner hukum Vera Jourova mengatakan, Uni Eropa akan menekan para raksasa online untuk memenuhi komitmen mereka sesuai Kode Etik yang sudah mereka tandatangani. "Kami sedang menghadapi perlombaan senjata digital, dan Eropa tidak boleh tinggal diam," tandas Jourova.
Perusahaan Facebook sudah membentuk apa yang mereka sebut "war room" untukmelawan penyebaran informasi-informasi palsu dan manipulasi yang dilakukan pihak-pihak yang mencoba memengaruhi hasil pemilu di berbagai tempat. Selama pemilu presiden di AS 2016, dinas intelijen Rusia diduha melakukan operasi besar-besaran untuk menyebarkan disinformasi dan mencegah kemenangan Hillary Clinton.
Rencana Komisi Uni Eropa masih harus disetujui oleh para pemimpin negara-negara anggota. Jika mendapat lampu hijau, sistem yang barubisa mulai beroperasi pada bulan Maret 2019.
hp/ap (rtr, ap)