Walikota Dunia Sepakati Komitmen Iklim
22 November 2010Udara bersih sering merupakan barang langka di kota-kota metropolitan di dunia. Kini walikota dari seluruh penjuru bumi berkumpul di Mexiko dan merancang sepuluh butir rencana untuk mengurangi kadar emisi gas rumah kaca di wilayah yang padat penduduk.
Mexiko City adalah salah satu contohnya. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 19 juta orang, Mexiko City merupakan wilayah metropolis terbesar di dunia. Namun akibat tingkat polusi udara yang sangat tinggi, kota yang luasnya dua kali lipat dibanding Jakarta itu kerap dijadikan contoh betapa kota-kota yang padat penduduk dapat menghasilkan separuh dari emisi gas buang di seluruh dunia, dan kecenderungannya terus meningkat.
Di Mexiko Citylah tendensi ini ingin dihentikan oleh walikota dari 120 negara di dunia. Salah satu butir kesepakatan adalah kota-kota besar harus melaporkan aktivitas mereka yang berkaitan dengan perlindungan iklim kepada Sekretariat Iklim di Bonn, Jerman.
Pemerintah lokal ambil alih kendali
Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas karena membidik keselarasan dalam program perlindungan iklim di kota-kota. Karena satu hal sudah pasti, dunia kini tidak punya cukup waktu untuk kebijakan-kebijakan yang tidak tepat sasaran.
"Perubahan iklim terus berlanjut dan kita harus membuka diri bagi langkah yang lebih efektif dan terutama lebih cepat. Kita tahu risikonya bagi kota jika pemanasan global terus berlanjut seperti sekarang ini," kata Walikota Mexiko City, Marcelo Ebrard.
Setelah gagalnya perundingan iklim di Kopenhagen, sepuluh butir rencana para walikota ini juga diharapkan dapat menjadi isyarat bagi kepala negara dan pemerintah yang akan bertemu pada pertemuan puncak iklim di Cancún beberapa hari mendatang. Mexiko City contohnya telah berkomitmen akan mengurangi kadar emisi gas rumah kacanya sebanyak 14% setiap tahun.
KTT Iklim di Cancun harus buahkan hasil kongkret
Langkah-langkah semacam itulah yang menjadi isyarat bahwa sekarang saatnya untuk bertindak. Hal senada juga disuarakan oleh Christiana Figueres, Direktur Sekretariat Iklim di Bonn, Jerman. "Pemerintah lokal maupun nasional harus bisa menyepakati langkah penyeimbangan, transfer teknologi dan perlindungan hutan pada pertemuan di Cancún. Selain itu mereka juga harus serius mencari solusi bagi terbentuknya dana perlindungan iklim internasional yang menjadi sumber pembiayaan dalam jangka panjang," katanya.
Figueres juga menyambut baik pertemuan tahunan walikota di dunia itu karena dinilainya mampu memfasilitasi perubahan ke arah yang lebih transparan dan menciptakan akuntabilitas bagi perlindungan iklim di tingkat lokal. Menurutnya di tengah kemacetan perundingan multilateral pasca KTT di Kopenhagen, pemerintahan lokal harus mulai mengambil kendali dalam memerangi pemanasan global.
Sebagai catatan, emisi karbon tahunan yang berasal dari pembakaran minyak, gas dan batu bara tahun lalu mencapai 30,8 milyar ton di seluruh dunia. Dibandingkan tahun 2008, jumlah tersebut hanya mencatat penurunan sebesar 1,3 persen. Hal tersebut diakibatkan oleh meningkatnya permintaan bahan bakar di negara-negara ambang industri seperti Cina dan India, yang mengimbangi penurunan penggunaan bahan bakar fosil di negara-negara maju.
Rizki Nugraha//afp/rtr/dpa//ed. Marjory Linardy