Warga Mali Protes Junta Militer
26 Maret 2012Sekitar 1000 orang, diantaranya anggota gerakan remaja dan berbagai partai berkumpul di ibukota Bamako. Mereka ikut dalam sebuah demonstrasi yang diorganisir secara singkat oleh 38 partai politik yang membentuk front persatuan menentang junta militerSanogu, pergi! „Kami menuntut dikembalikannya tatanan konstitusi“ dan pergi para pelaku kudeta, di sini berlaku demokrasi“ Demikian teriakan peserta aksi protes yang berkumpul di pusat kota Bamako yang ditujukan kepada Kapten Amadou Sanogo, yang mmerintahkan warga sipil dan pekerja di sektor swasata untuk kembali ke kegiatan sehari-hari Selasa (27/03).
Kamis (22/03) tentara Mali yang memberontak menyerang istana Presiden di Bamako dan melakukan kudeta terhadap Presiden Amadou Toumani Touré.
Kecaman Lebih Banyak Tidak Cukup
International Crisis Group ICG Senin (26/03) meminta masyarakat internasional untuk bertindak cepat guna mengakhiri junta militer di Mali. ICG yang berkantor pusat di Brussel menyambut kecaman internasional terhadap isu tersebut, namun mengingatkan “kecaman lebih banyak tidak cukup. Junta adalah realita. Banyak tokoh politik dan tahanan militer berada di kamp-kamp militer.”
ICG dalam sebuah pernyataannya juga memperingatkan bahwa pemberontak Tuareg mengambil posisi tidak jauh dari kota-kota besar Kidal, Gao dan Timbuktu dalam rangka perjuangan untuk kemerdekaan di kawasan utara Mali, yang sudah menyebabkan 200 ribu orang melarikan diri sejak pertengahan Januari 2012.
Bandara dan Perbatasan Mali Kembali Dibuka
Sementara itu Senin (26/03) bandara utama ibukota Bamako maupun perbatasan Mali kembali dibuka Senin (26/03) setelah ditutup beberapa hari menyusul kudeta pekan lalu. Perbatasan Mali dengan Senegal, Niger dan Burkina Faso akan dibuka pukul 8.00 sampai 13.00 Waktu Greenwich untuk mengijinkan pasokan bahan bakar dan bahan impor penting lainnya memasuki Mali. Demikian pernyataan Komite Nasional untuk Pembentukan Kembali Demokrasi dan Negara. Sementara penerbangan sipil ke dalam dan ke luar Mali sudah mulai beroperasi.
Namun masih belum ada tanda kemajuan politik setelah kudeta di Mali, meskipun Uni Afrika kembali mengkonfirmasi bahwa Presiden Touré „selamat“ dan „dilindungi para loyalis.“ Menurut media setempat, menteri luar negeri dan 13 pimpinan pemerintahan lainnya yang ditahan oleh para tentara pelaku kudeta, sejak Minggu (25/03) melakukan aksi mogok makan.
DK/AFP/AP/DPA