Yunani Terjebak Lingkaran Setan
23 Juni 2015Sesaat sebelum hitung mundur berakhir, pemerintahan radikal kiri Yunani kelihatannya kembali menyadari realita. Setelah pemerintahan di bawah PM Alexis Tsipras nyaris membawa Yunani ke jurang kebangkrutan, dengan ekonomi yang terus menciut, warga yang antri untuk menarik uangnya dari bank yang mulai limbung, serta maraknya pembatalan kunjungan wisata, di detik-detik terakhir para aktor di Athena memutuskan, mengajukan tawaran baru di meja perundingan.
Sebetulnya, dramatika semacam itu tidak perlu muncul. Sinyal solusi yang tampak saat ini, sebetulnya sudah dapat diraih pemerintah Yunani bulan April silam. Tapi dengan taktik perundingan yang tidak cerdik, pemerintahan Tsipras mempertaruhkan semua kepercayaan terhadap mitra Eropanya, bank sentral Eropa, dana moneter internasional serta terhadap para investor asing. Padahal, tinggal kepercayaanlah yang saat ini jadi modal satu-satunya negara yang nyaris tak punya sumber daya, dan praktis nyaris bangkrut itu.
Lewat posisi perundingan yang kelewat lambat mengajukan usulan baru, para menteri keuangan zona Euro kembali menangguhkan keputusannya. Sidang darurat para kepala negara dan kepala pemerintahan di Brussel, yang sejatinya hendak menelurkan terobosan, menciut jadi sekedar pertemuan konsultasi akibat taktik tidak profesional dari Athena. Jika tidak mengingat kesedihan rakyat Yunani serta nasib mata uang Euro, sebetulnya semua orang bisa menertawakan dagelan dari Athena itu.
Alexis Tsipras kembali menyuruh mitra Eropanya menunggu. Ibaratnya ia menuntun semua tokoh puncak Eropa bagai kerbau yang dicocok hidungnya ke panggung pertunjukan. Tsipras tahu persis, pada akhirnya Yunani tidak akan dibiarkan pailit. Karena dampaknya pada proyek mata uang bersama, Euro, akan sulit dikalkulasi. Artinya harus digelar babak perundingan baru.
Sekarang, menit-menit realita makin dekat. Yakni, didepak dari zona mata uang Euro setelah tenggat 30 Juni. Minimal terlihat, bahwa pemerintah Yunani kini menyadari, bahwa perpanjangan program bantuan amat diperlukan, agar secara teknis masih bisa mendapat kucuran uang segar.
Dalam sidang darurat di Brussel, Tsipras ibaratnya mendapat depakan pada pantatnya, yang memaksa dia mengambil alih tanggung jawab dan tidak sekedar merengek meminta bantuan uang. Tapi dipertanyakan, apakah sikap PM Yunani itu serius? Apakah Alexis Tsipras bisa menerapkan kesepakatan yang akan tercapai? Semua masih tanda tanya besar.
Yang sudah jelas adalah: tragedi Yunani belum berakhir. Jika tercapai kesepakatan program bantuan tahap kedua, Yunani hanya akan bertahan "hidup" beberapa minggu, mengingat kondisi ekonominya yang amburadul. Setelah itu, akan tiba perundingan sulit yang sebenarnya, menyangkut solusi yang bisa diterapkan bagi masalah utang yang menggunung di Yunani. Di sini akan dibahas soal penghapusan utang, penangguhan pembayaran cicilan utang serta reformasi menyeluruh dalam struktur pemerintahan Yunani. Artinya: tragedi yang lebih buruk masih akan melanda.