Ambisi Mobil Asal Vietnam VinFast Tembus Pasar Eropa
12 September 2023Produsen mobil listrik Vietnam, VinFast, perlu waktu lebih banyak untukj bisa menembus pasar Eropa, kata para pakar industri. Karena di Eropa ada peraturan lingkungan peraturan yang rumit dan persaingan keras dari pembuat mobil listrik asal Cina. Apalagi Vinfast belum punya citra kuat yang bisa meningkatkan daya saingnya.
Di Jerman, VinFast saat ini sudah mengoperasikan showroom mobilnya, selain showroom di Prancis dan Belanda. Vinfast juga tadinya berencana hadir besar di pameran mobilitas Jerman IAA di München, namun menarik diri secara mendadak. Padahal Vinfast berencana meluncurkan model pertamanya di Eropa pada akhir tahun 2023.
Para eksekutif perusahaan menyalahkan peraturan yang rumit di Eropa. Namun para ahli juga mengatakan, VinFast terlalu ambisius dengan rencananya di Eropa, padahal di Vietnam sendri merek mobil ini belum mantap.
VinFast masih belum punya pangsa pasar signifikan bahkan di Vietnam sendiri, kata Nguyen Huy Vu, ekonom yang berbasis di Norwegia. "Mobil-mobilnya dilaporkan mengalami banyak masalah teknis. Dan nama mereknya dianggap tidak dapat diandalkan,” katanya kepada DW.
Terlalu cepat dan terlalu ambisius?
VinFast, yang didirikan enam tahun lalu oleh miliarder Pham Nhat Vuong, telah menghabiskan banyak uang untuk ekspansi ke luar negeri. Bulan lalu, perusahaan ini melakukan peletakan batu pertama pabriknya di North Carolina di AS yang diperkirakan akan memproduksi 150.000 kendaraan per tahun setelah mulai beroperasi tahun 2025 nanti. Tahap pertama dari pabrik baru tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 2,14 milyar dolar AS.
Sedangkan di Eropa, VinFast punya ambisi lebih besar lagi di sektor mobil listrik, karena Uni Eropa sudah memutuskan untuk menghentikan produksi mobil berbahan bakar fosil secara bertahap pada tahun 2035.
Penjualan mobil baterai-listrik melampaui penjualan mobil diesel untuk pertama kalinya di pasar Eropa pada bulan Juni ini, menurut data dari Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), sebuah badan industri. Namun pasar Eropa sebenarnya sudah penuh. Merek-merek Eropa, khususnya BMW dan Volkswagen dari Jerman, sangat ingin mempertahankan pelanggannya dan bersaing ketat dengan merek-merek Cina, seperti BYD, yang lebih murah dan semakin banyak diminati.
Kalau ada merek asing ingin masuk ke sektor mobil listrik yang kompetitif di Eropa, mereka harus terlebih dahulu membuktikan diri di pasarnya sendiri, kata para analis.
Keputusan VinFast untuk membangun jaringan penjualannya sendiri di Eropa daripada bekerja melalui dealer lokal yang sudah mapan adalah kesalahan lain yang cukup "gila", kata Matthias Schmidt, direktur Schmidt Automotive Research, sebuah firma analisis pasar industri otomotif yang berbasis di Berlin.
Schmidt membandingkan hal ini dengan cara BYD melakukan ekspansi di Eropa. BYD "dengan bijaksana” memutuskan untuk menggunakan waralaba dealer dan jaringan layanan yang sudah mapan di Eropa, katanya kepada DW.
VinFast: rencana masih berjalan
Juru bicara VinFast di Hanoi mengatakan kepada DW bahwa Eropa tetap menjadi salah satu pasar utama produsen mobil tersebut dan perusahaan berencana menyelesaikan langkah-langkah yang diperlukan untuk meluncurkan VF 8, model terbarunya, di pasar Eropa pada kuartal terakhir tahun 2023.
"Pada saat yang sama, kami memprioritaskan pemahaman sistem pengoperasian dan layanan untuk memberikan pengalaman tanpa rasa khawatir kepada pelanggan selama perjalanan kepemilikan kendaraan listrik mereka,” tambahnya.
VinFast baru-baru ini menyetujui kesepakatan kolaborasi dengan Fixico yang berbasis di Belanda dan perusahaan utilitas listrik multinasional Jerman E.ON Drive untuk mengembangkan "ekosistem purna jual", lanjutnya. Dia mengakui bahwa perbedaan persyaratan peraturan antara pasar Uni Eropa adalah alasan mengapa VinFast "membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan.”
Namun meski semua proses sudah berjalan, VinFast menghadapi perjuangan berat untuk memasuki pasar yang sangat kompetitif. Di IAA München, BYD menghadirkan enam model untuk pasar Eropa dan telah menjual lebih dari 92.000 kendaraan di luar negeri tahun ini, melebihi total penjualan pada tahun 2022.
"Cina fokus pada pasar Eropa, dengan potensi untuk secara mendasar mengubah wajah industri Eropa seperti yang kita ketahui,” tulis Sigrid de Vries, direktur jenderal ACEA dalam sebuah dalam sebuah laporan yang dirilis minggu lalu.
(hp/yf)