Krisis Pemerintahan di Italia
30 September 2013Media Italia mengecam keras langkah Berlusconi yang meminta para menteri dari partainya untuk mundur. Harian "La Stampa" menulis, tindakan Berlusconi adalah "sebuah kegilaan". Harian "Corriere della Serra" menyerukan "kalangan moderat, dimana kalian?". Harian "Il Fatto Quotidiano" mengeritik Silvio Berlusconi yang dianggap hanya mementingkan diri sendiri: "Sang Terhukum Membiarkan Italia Runtuh".
Lima menteri dari partai PdL pimpinan Berlusconi menyatakan mundur dari jabatannya. Sebagai alasan resmi disebutkan rencana pemerintah yang ingin menaikkan pajak pertambahan nilai. Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi menyatakan: "Kami tidak bisa mendukung sebuah pemerintahan yang meningkatkan tekanan pajak terhadap rakyat". Tapi kebanyakan pengamat menilai, alasan sebenarnya adalah vonis pengadilan terhadap Berlusconi.
Langkah yang tidak bertanggung jawab
Berlusconi bulan Juli lalu dijatuhi hukuman oleh pengadilan karena penggelapan pajak. Akhir minggu ini, Senat Italia rencananya akan memutuskan apakah Berlusconi harus keluar dari senat setelah menjadi terhukum. PdL ingin menggagalkan langkah itu dengan lebih dulu membubarkan koalisi pemerintahan.
"Ini langkah gila yang tidak bertanggung jawab", kata Perdana Menteri Enrico Letta menanggapi pengunduran diri para menteri. Ketua Partai Demokratik Guglielmo Epfani menerangkan: "Sekali lagi, nasib seorang politisi diletakkan di atas kepentingan seluruh negeri."
Masa kritis bagi pemerintahan
Kabinet pimpinan Enrico Letta selama lima bulan masa pemerintahan terus menerus menghadapi krisis. Setelah pemilu, Presiden Giorgio Napolitano meminta Letta membentuk pemerintahan dalam koalisi besar. Namun sejak awal, koalisi ini menghadapi berbagai hambatan.
Baru beberapa minggu menjabat, Menteri Olahraga Josefa Idem harus mengundurkan diri karena tuduhan manipulasi pajak. Beberapa minggu setelah itu, Menteri Dalam negeri Angelino Alfano mendapat kecaman keras, karena ia mengijinkan deportasi istri dan anak disiden Kazakhstan Muktar Ablyazov.
Italia saat ini menghadapi krisis ekonomi berat dengan beban utang yang sangat besar. Negara ini sebenarnya perlu pemerintahan yang stabil untuk melaksanakan berbagai reformasi.
Berlusconi ingin agar ada pemilihan umum baru, tapi Presiden Italia Giorgio Napolitano berusaha mencegah hal itu. Ia hanya akan membubarkan parlemen, jika memang tidak ada jalan lain, kata Napolitano.