Berton-ton Uranium Hilang di Libya
16 Maret 2023Direktur Badan Atom Internasional, IAEA Rafael Grossi memaparkan kepada negara-negara anggota organisasi tersebut, para inspektur melaporkan 10 drum yang berisi bijih uranium "tidak berada di lokasi yang telah diumumkan sebelumnya" di Libya.
"Hilangnya material nuklir dapat menimbulkan risiko radiologis, serta masalah keamanan nuklir," demikian pernyataan IAEA kepada negara-negara anggota.
Badan pengawas nuklir tersebut akan melakukan "kegiatan lebih lanjut" untuk "memperjelas kasus pemindahan bahan nuklir dan lokasinya saat ini."
Gejolak di Libya
Pada tahun 2003, pemimpin Libya Moammar Gadhafi setuju untuk meninggalkan program pengembangan senjata nuklir. Di bawah rencana tersebut, Gadhafi mengizinkan para inspektur atom IAEA masuk ke Libya.
Namun, negara ini mengalami kekacauan berkepanjangan sejak 2011, ketika Gadhafi digulingkan dan dibunuh dalam pemberontakan yang didukung NATO.
Sejak saat itu, kendali politik terbagi antara pemerintahan sementara di ibu kota Tripoli dan pemerintahan sementara di bagian timur negara ini, yang didukung oleh orang kuat di tubuh militer, Khalifa Haftar.
Pemerintah sementara seharusnya hanya bertahan hingga pemilu yang dijadwalkan pada Desember 2021, tetapi hingga kini pemilu baru tetap belum digelar.
ap/as (AFP, Reuters)