Biden Kecam Penembakan Massal di Nashville: "Memuakkan"
29 Maret 2023Kepala Polisi Nashville John Drake menyatakan pada Selasa (28/03), bahwa pelaku penembakan sekolah dasar di Nashville, Audrey Elizabeth Hale, berusia 28 tahun, memiliki "gangguan emosional” dan saat kejadian masih dalam perawatan dokter.
Pernyataan terbaru tentang Hale ini muncul beberapa jam setelah polisi merilis video yang menunjukkan saat para petugas melakukan penggeledahan dari satu ruang ke ruangan lainnya, sebelum akhirnya menghadapi dan menembak pelaku secara fatal.
Menurut Drake, Hale diduga telah lama mengumpulkan koleksi senjata apinya. Tiga senjata yang digunakan Hale pada hari Senin (27/03) termasuk di antara tujuh senjata api yang dibelinya secara legal. Ibu dan ayah pelaku tidak menduga Hale memiliki banyak senjata api, mengingat gangguan kesehatan mental yang dimilikinya.
Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa mengutuk epidemikekerasan senjata api yang "sakit" terhadap anak-anak, sehari setelah tiga siswa dan tiga anggota staf dewasa terbunuh dalam penembakan di sebuah sekolah di Nashville.
Kecaman Joe Biden
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Selasa (28/03) mengecam peningkatan kekerasan senjata api terhadap anak-anak, sebagai hal yang "memuakkan". Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah tiga siswa dan tiga anggota staf sekolah swasta di Nashville terbunuh dalam aksi penembakan massal.
"Tidak pernah terpikirkan oleh saya, bahwa saat saya memulai kehidupan publik saya, senjata api akan menjadi pembunuh nomor satu anak-anak di Amerika," kata Biden saat kunjungannya di sebuah pabrik semikonduktor di North Carolina. "Ini sangat mengerikan."
Senjata api telah mengalahkan kecelakaan mobil sebagai penyebab utama kematian warga Amerika yang berusia 1 hingga 19 tahun, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS hingga tahun 2021, data terbaru yang tersedia.
Biden akan mengunjungi Nashville
Presiden AS dijadwalkan akan segera bertemu dengan keluarga korban di Nashville. Biden mengatakan bahwa sebagian besar warga Amerika menganggap kepemilikan senapan serbu militer, yang secara rutin digunakan dalam aksi penembakan massal seperti ini, sebagai sesuatu hal yang "aneh."
"Mayoritas warga Amerika menganggap memiliki senjata serbu adalah hal yang aneh, itu adalah ide yang gila. Mereka menentang hal itu," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.
'Kongres harus bertindak'
Biden meminta Kongres untuk memberlakukan kembali larangan kepemilikan senjata serbu setelah penembakan tragis tersebut. Dia mencatat bahwa larangan semacam itu telah disahkan dengan bantuannya saat Biden masih menjabat sebagai senator selama pemerintahan Bill Clinton pada tahun 1994. "Terakhir kali kami mengesahkan larangan kepemilikan senjata serbu, kekerasan jelas menurun," tambahnya.
Presiden AS itu juga mengungkapkan kekesalannya karena Kongres tidak mau mengakhiri kepemilikan legal senapan semi-otomatis, seperti AR-15 yang populer. Biden juga mengatakan bahwa dia tidak dapat berbuat lebih banyak lagi.
"Saya telah menggunakan seluruh kewenangan eksekutif saya untuk melakukan apa pun perihal kepemilikan senjata api. Kongres harus bertindak," kata Biden kepada para wartawan. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memohon kepada Kongres untuk bertindak seperti yang seharusnya."
Jutaan warga Amerika memiliki senjata api
Larangan tahun 1994 itu mengakhiri penggunaan senjata semi-otomatis oleh warga sipil dan juga magasin amunisi yang dapat menampung 10 peluru atau lebih, yang memungkinkan penembak untuk terus menembak lebih lama tanpa mengisi ulang peluru. Larangan tersebut berakhir setelah 10 tahun diberlakukan dan sayangnya tidak diperpanjang.
Ada lebih dari 24 juta senjata model AR-15 di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2022, menurut asosiasi perdagangan senjata api National Shooting Sports Foundation.
Survei Washington Post dan Ipsos terhadap pemilik senjata api menemukan fakta bahwa sekitar satu dari 20 orang dewasa Amerika, atau sebanyak 16 juta warga Amerika diperkirakan memiliki setidaknya satu senapan jenis AR-15.
Partai Republik menentang seruan Biden untuk melarang senjata serbu, dan menyebut seruan Presiden AS tersebut sebagai tindakan pemerintah yang melampaui batas. Mereka mengatakan bahwa hal itu melanggar Amandemen Kedua Konstitusi AS, yang menjamin hak untuk memiliki senjata.
Beberapa anggota Partai Republik, seperti Senator Ted Cruz dan Lindsey Graham, berpendapat bahwa seharusnya ada lebih banyak polisi yang dapat dikerahkan ke lingkungan sekolah untuk menghentikan penembakan.
kp/pkp (AFP, Reuters)