Jerman Tertatih Mengelola Perawatan bagi Lansia
31 Juli 2021Peter Müller (bukan nama sebenarnya) harus duduk di kursi roda selama tiga tahun terakhir. Dia duduk di rumahnya di samping istrinya yang menderita Parkinson. Kata Peter Müller, hidup mereka tidak akan mungkin berjalan mulus tanpa bantuan sang perawat yang berasal dari Polandia.
Populasi Jerman memang menua. Semua orang di negara ini, cepat atau lambat, akan butuh perawatan. Bagaimana jika Anda sudah tua dan membutuhkan bantuan, tetapi tidak ingin pindah ke panti jompo dan tidak punya anak untuk dijadikan sandaran?
Keluarga Müller menghadapi dilema itu. Sang suami harus duduk di kursi roda. Sang istri menderita Parkinson. Tapi mereka ingin tinggal di rumah yang telah mereka tinggali selama setengah abad, tepat setelah mereka menikah.
Selama tiga tahun pengasuh asal Polandia itu tinggal bersama keluarga Müller di ruang bawah tanah mereka. "Kami tidak akan bisa berbuat apa pun tanpa dia," kata Müller.
Perempuan asal Polandia itu bisa dibilang sudah ibarat keluarga. Di pekerjaan sebelumnya, dia berhasil membuat seorang perempuan yang hanya bisa terbaring di tempat tidur kembali berdiri dalam waktu beberapa minggu.
Dia adalah pengasuh 24 jam bagi keluarga Müller. Pada pukul 8 pagi dia akan membangunkan Ibu Müller dan memandikannya. Pukul 8:45 dia membawa kopi Bapak Müller ke samping tempat tidurnya, lalu dia mencuci, memasak, dan membersihkan rumah.
Selain cerdas mengorganisasi pekerjaan, apa lagi karakteristik yang perlu dimiliki pengasuh yang baik? "Anda harus mencurahkan hati Anda ke pekerjaan, dan berbicara dalam bahasa orang yang Anda asuh," kata pengasuh itu.
Bisnis miliaran euro, penuh cerita penggelapan
Selama beberapa dekade, kesepakatan informalnya biasanya berlangsung seperti ini: Orang Jerman yang butuh perawatan akan membayar pekerja asing rata-rata sekitar 1.600€ (sekitar Rp 27,5 juta) bersih per bulan. Ini adalah gaji yang rendah menurut standar Jerman, mengingat panjangnya jam kerja dan beban pekerjaan yang harus dilakukan.
Pembayaran gaji sering kali dalam bentuk tunai, tanpa tanda terima, dan karenanya, tidak dikenai pajak. Pengaturan semacam ini rupanya menarik bagi banyak orang di Polandia, Rumania, atau Bulgaria.
Saat ini, bisnis perawatan untuk orang tua dan orang dengan disabilitas di Jerman adalah sektor yang bernilai miliaran euro, dan sektor yang penuh dengan laporan penggelapan atau penipuan. Misalnya, perantara yang hanya mau mengeruk untung; keluarga mengeksploitasi pengasuh mereka atau memperlakukan mereka seperti budak; atau bahkan perawat yang mencuri dan menghilang begitu saja dalam semalam.
"Jerman sebaiknya berhati-hati supaya orang yang tidak terlatih tidak terus berdatangan, mereka tidak tahu apa-apa tentang pengasuhan," kata Müller yang pernah juga mengalami hal semacam itu.
Baby boomer akan segera butuh perawatan
Di Jerman, masalah perawatan bagi lansia sama rumitnya dengan masalah infrastruktur, digitalisasi, dan pendidikan. Namun semua orang tahu bahwa keadaan ini tidak bisa terus berlanjut. Di Jerman sudah ada lebih dari empat juta orang yang membutuhkan perawatan, dan jumlahnya terus meningkat.
Menurut perkiraan, pada tahun 2035 negara ini akan membutuhkan setengah juta pengasuh, atau 120.000 pengasuh lebih banyak dari hari ini, karena generasi baby boomer akan membutuhkan bantuan.
Tahun ini pada bulan Juni, Pengadilan Tenaga Kerja Federal memutuskan bahwa pengasuh dari luar negeri juga berhak atas upah minimum per jam di Jerman yakni sebesar 9,35€ (Rp 160 ribu) bahkan untuk jam-jam ketika mereka berstatus siaga.
Itu berarti keluarga Müller juga harus membayar perawat mereka untuk jam pada malam hari. "Kami tidak sanggup membiayai itu. Kami harus menjual rumah kami untuk dapat membayarnya," kata Peter Müller.
Tidak semua cocok untuk pekerjaan ini
Keluarga Müller menemukan pengasuh mereka lewat Angela Meyer. Dia adalah perawat anak terlatih dan telah menemukan pengasuh dari Polandia, Rumania, Bulgaria, dan Ukraina untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan di seluruh Jerman selama delapan tahun terakhir. Angela Meyer menekuni pekerjaan barunya ini setelah ibunya tiba-tiba membutuhkan perawatan.
Angela Meyer tahu tentang kasus eksploitasi dan pekerja yang akhirnya kewalahan dengan tugas mereka. "Lima belas persen (pelamar) tidak cocok untuk profesi ini," demikian menurut perkiraannya.
Dia pun jadi pandai mendeteksi pelamar yang tidak cocok. "Ketika pertanyaan pertama dalam wawancara adalah 'berapa penghasilan yang akan saya dapat?' Saya segera mengucapkan selamat tinggal kepadanya."
Jangan sampai harus eutanasia
Claus Fussek telah menulis tentang masalah perawatan lansia selama 30 tahun. Ibu Fussek meninggal pada bulan Februari lalu. Selama sepuluh tahun terakhir, seorang perempuan dari Rumania telah membantunya merawatnya. Dia mengatakan Jerman tidak bisa mengurus orang tua tanpa adanya bantuan dari para pekerja migran ini.
Ia mengatakan bahwa keputusan Pengadilan Buruh Federal pada dasarnya adalah benar. Tapi dia khawatir bahwa keputusan ini hanya akan meningkatkan jumlah pengasuh yang bekerja secara ilegal tanpa jenis asuransi sosial sama sekali, karena majikan mereka tidak mampu membayar jasa perawatan sepanjang waktu.
Perawatan lansia adalah masalah yang harus segera ditangani oleh Jerman. Begitu baby boomer yang lahir antara tahun 1955 dan 1969 ini membutuhkan perawatan, sistem akan runtuh, kata Fussek.
"Kita harus membiayai perawatan melalui kombinasi pajak dan kontribusi jaminan sosial agar tetap terjangkau. Kita harus mengubah keseluruhan konsep," kata Claus Fussek.
Lalu bagaimana jika hanya ada sedikit perubahan dan para politisi terus menghindari topik yang tidak nyaman ini di tahun pemilu? Jawaban Fussek sangat dramatis.
"Perawatan lansia adalah pertanyaan tentang nasib masyarakat. Jika kita tidak berhasil menyelesaikan ini, kita mungkin harus mempertimbangkan secara serius bentuk-bentuk eutanasia aktif karena tidak akan ada yang tersisa untuk memberikan perawatan."
ae/yp
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!