Dubes Baru RI Bertemu Presiden Jerman di Istana Bellevue
9 Mei 2018Selain menerima Surat Kepercayaan, Presiden Steimeier juga mengundang Duta Besar RIuntuk bertemu empat mata membahas perkembangan kedua negara serta berbagai upaya dalam peningkatan kerjasama bilateral. "Jerman dan Indonesia memiliki berbagai elemen kerjasama yang perlu dikembangkan secara komprehensif di masa mendatang, termasuk pengembangan Industri 4.0", tutur Presiden Steinmeier dalam pertemuan. Steinmeier juga pernah mengunjungi Indonesia pada 2 November 2014 dalam kapasitasnya sebagai Menteri Luar Negeri saat itu.
Pertemuan juga membahas hal-hal penting yang menyangkut kedua negara, yaitu kerjasama ekonomi dan peningkatan investasi, serta kerjasama vokasi, yang juga mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan disampaikan juga mengenai rencana penyelenggaraan Konferensi Bisnis dan Industri Jerman untuk Kawasan Asia Pasifik di Jakarta pada bulan November 2018.
Terkait visi dan misi, Duta Besar Oegroseno menyampaikan "Saya ingin mengembangkan hubungan Indonesia-Jerman yang mencerminkan fakta bahwa Jerman adalah negara paling kuat di Eropa dari segi ekonomi, dan Indonesia sebagai negara yang paling besar di Asia Tenggara, dan fakta bahwa keduanya adalah negara G-20."
Duta Besar Arif Havas Oegroseno memulai karirnya sebagai diplomat pada tahun 1986, anggota Asia Society of International Law, dan ahli Hukum Laut Internasional. Sebelum menjadi Duta Besar LBBP RI untuk Republik Federal Jerman, Duta Besar Oegroseno bertugas sebagai Deputi Kedaulatan di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. Pada tahun 2010 – 2015 Duta Besar Oegroseno menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa.
Sebelum kedatangan Havas Oegroseno, mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memegang jabatan duta besar RI untuk Jerman dari akhir tahun 2013 hingga 2017.
vlz/as (kbri berlin)