Harapan Perdamaian Suriah Pupus
16 Februari 2016Perang di Suriah bukan mereda, malah sebaliknya tambah gencar. Pesawat pembom Rusia terus gempur target yang disebut kubu teroris. Sementara Turki juga ngotot melanjutkan gempuran ke kubu milisi Kurdi yang disebut moderat oleh barat. Presiden Suriah Bassar al Assad juga menegaskan, tidak bisa menyepakati dan menerapkan gencatan senjata segera.
Sementara pernyataan PBB tentang serangan terhadap rumah sakit dan sekolah di Utara Suriah yang berlangsung Senin kemarin juga tambah menciutkan harapan. Menurut PBB jumlah orang yang tewas akibat serangan udara tersebut bertambah jadi 50.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengklaim seragan tersebut melanggar hukum internasional, dan mematahkan upaya penghentian perang saudara di Suriah. Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault bahkan menyebutnya kejahatan perang.
Harapan gencatan senjata sirna
Dalam KTT Keamanan Internasional yang berakhir di München hari Minggu, sebenarnya diputuskan gencatan senjata di Suriah akan mulai berlaku dalam tempo sepekan.
Tapi Senin malam Presiden Suriah Bashar al Assad sudah menyatakan "cessation of hostilities" atau penghentian kekerasan yang ditetapkan AS dan Rusia di München tidak mungkin mulai dilaksanakan Jumat mendatang. Assad menambahkan, "walaupun gencata senjata berhasil dicanangkan, itu tidak berarti semua pihak pasti segera menghentikan kontak senjata."
Pengamat tuduh Rusia bom rumah sakit
Memang pihak berwenang masih harus menyatakan siapa yang bertanggungjawab atas serangan udara Senin kemarin. Pasalnya para pihak yang terlibat langsung dalam konflik Suriah makin banyak, dan banyak yang mengerahkan pesawat pembom.
Dan seperti biasa pihak-pihak yang terlibat perang Suriah saling menyalahkan. Duta besar Suriah bagi Rusia, Riad Haddad langusng menyatakan Senin, serangan terhadap rumah sakit itu dilancarkan angkatan udara AS.
Namun Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris menuduh Rusia yang melancarkan pemboman terhadap rumah sakit di Maaret al-Noumaan yang didukung organisasi internasional Dokter Tanpa Batas (MSF). Organisasi kemanusiaan itu mengungkap delapan stafnya masih dinyatakan hilang.
Moskow melancarkan serangan udara sebagai dukungan bagi Presiden Bashar al Assad sejak 30 September 2015. Rusia juga mendukung pasukan Suriah dengan serangan udara ke pihak pemberontak, untuk mendorong perebutan kembali kawasan dalam beberapa pekan belakangan ini, terutama di provinsi di utara Aleppo. Tujuan mereka adalah menguasai kembali kota terbesar Suriah tersebut yang sejumlah wilayahnya sudah luluh-lantak akibat perang.
ml/as (afp, afp, Twitter)