India Membangun Jembatan Kereta Api Tertinggi di Dunia
19 Mei 2023Jembatan kereta api tertinggi di dunia diperkirakan akan segera dibuka di Kashmir yang dikelola oleh India, menghubungkan wilayah terpencil Himalaya dengan jaringan kereta api India yang luas.
Jembatan ini akan mendominasi Sungai Chenab dengan ketinggian 359 meter dan panjang 1.315 meter. Dibangun dengan biaya sebesar $168 juta, jembatan kereta api ini lebih tinggi 35 meter dari Menara Eiffel.
Jembatan ini merupakan bagian dari proyek ambisius jalur kereta api Udhampur-Srinagar-Baramulla (USBRL) sepanjang 272 kilometer di India, dengan pekerjaan konstruksi yang dimulai lebih dari 20 tahun lalu.
Jembatan lengkung yang melintasi Sungai Chenab ini dibangun di daerah yang rawan aktivitas seismik tinggi, medan yang berat, dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Namun, para insinyur mengatakan bahwa jembatan ini cukup kuat untuk menahan gempa hingga delapan skala richter dan diperkirakan akan memiliki masa pakai selama 120 tahun.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang telah mengawasi proyek ini, memuji jembatan ini sebagai "kecakapan India yang terus berkembang di bidang teknik dan teknologi modern."
Pemerintah Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa juga menganggap jembatan ini sangat penting untuk membawa pembangunan lebih lanjut ke wilayah yang berada di bawah pemerintahan federal langsung.
Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnaw menyebutnya sebagai sebuah proyek strategis.
"Menghubungkan Jammu dan Kashmir melalui jalur kereta api merupakan salah satu tantangan teknik terberat di dunia," katanya, seraya menambahkan bahwa jaringan jalur kereta api ke Kashmir akan selesai akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Salah satu tantangan teknik terberat di dunia
Seorang pejabat yang terlibat dalam proyek ini, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada DW, sebanyak 28.000 ton baja telah digunakan dalam pembangunan jembatan antara desa-desa pegunungan di Distrik Reasi di bagian paling selatan Jammu.
Jalur kereta api, yang mengerahkan ribuan pekerja konstruksi dan insinyur, telah meleset dari tenggat waktu yang sudah ditentukan.
"Ini bukanlah hal yang mudah. Kami harus terus berjuang dengan medan yang keras," kata seorang insinyur yang bekerja pada proyek tersebut kepada DW, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. "Seluruh area ini sensitif dan berada di bawah zona seismik tinggi," tambah mereka.
Menurut insinyur tersebut, uji coba dan tes kecepatan sedang dilakukan.
Tantangan terbesarnya adalah menghubungkan Katra di Jammu ke Banihal di Distrik Ramban, yang terdiri dari ngarai-ngarai sungai yang dalam dan medan yang berbatu. Namun, menyelesaikan konstruksi untuk jalur ini pada akhirnya akan menghubungkan wilayah ini dengan jaringan kereta api yang luas di India.
Mengubah jalur pariwisata
Muhammad Unis, seorang operator perjalanan di Srinagar, mengatakan kepada DW bahwa jalur kereta api ini akan mengubah pariwisata di wilayah tersebut.
"Ini akan mengurangi biaya perjalanan dan membawa kemudahan akses ke wilayah ini bagi para wisatawan," katanya.
Sebagai salah satu zona dengan militer paling tinggi di dunia, konektivitas ini juga diharapkan dapat membantu mobilisasi pasukan dan logistik ke wilayah tersebut.
Dengan kondisi tentara India yang telah menghadapi kebuntuan berlarut-larut dengan militer Cina di sepanjang perbatasan yang diperebutkan oleh kedua negara di Ladakh timur, mobilisasi pasukan dan peralatan yang tidak terputus dapat memberikan kelegaan yang besar.
Konektivitas kereta api ini juga menawarkan masyarakat sebuah alternatif ke jalan raya Srinagar-Jammu dengan jalan utama yang menghubungkan Kashmir dengan negara-negara bagian lainnya.
Jalan raya ini sering kali diblokir di musim dingin dan rentan terhadap tanah longsor yang menyebabkan kecelakaan fatal.
Penduduk setempat khawatir
Terlepas dari manfaatnya, sejumlah penduduk setempat memiliki kekhawatiran tentang jembatan tersebut.
"Kami khawatir akan ada lebih banyak orang asing yang datang ke wilayah yang secara ekologis rapuh ini," ujar Maroofa Nisar, seorang guru sekolah swasta setempat, kepada DW.
Pencabutan Pasal 370 pada tahun 2019, yang memberikan status konstitusional khusus untuk wilayah tersebut dan langkah-langkah lain oleh pemerintah BJP, telah memberikan lebih banyak hak kepada nonpenduduk setempat untuk memulai bisnis dan membeli properti di Kashmir, hak-hak yang dulunya hanya diperuntukkan bagi penduduk tetap.
Menurut catatan resmi, 185 penduduk nonlokal telah membeli tanah dan 1.559 perusahaan telah berinvestasi di wilayah ini sejauh ini.
Sheikh Showkat Hussain, seorang analis politik yang berbasis di wilayah tersebut, mengatakan kepada DW bahwa "kereta api akan mengurangi jarak fisik, tetapi tidak dengan hambatan psikologis."
"Infrastruktur ini mengurangi jarak fisik, tetapi tidak mengurangi defisit kepercayaan dan perasaan tertindas."
(bh/ha)