Janji Obama, Dunia Tanpa Senjata Nuklir
26 Maret 2012KTT Nuklir Internasional yang dimulai Senin (26/03) dihadiri 50 negara, dan digelar di tengah ketegangan di semenanjung Korea Utara. Sebelumnya, Pyongyang mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan peluncuran roket jarak jauh dan sebuah satelit.
Terkait rencana itu, presiden Obama menyampaikan pesan kepada Korea Utara bahwa Amerika tidak mempunyai maksud permusuhan dengan negara itu, namun ia menambahkan bahwa “Tak akan ada hadiah” jika Korea Utara melakukan provokasi.
Ia mengingatkan Pyongyang bahwa rencana negara itu untuk meluncurkan roket jarak jauh akan membuat negara itu makin terisolasi. “Anda bisa melanjutkan jalan yang kini anda tempuh, tapi anda tahu ke mana jalan itu akan membawa anda” pesan Obama kepada pemimpin Korea Utara.
Pemerintah Korea Selatan telah memperingatkan bahwa mereka bisa jadi akan menembak jatuh roket milik Korea Utara yang membawa satelit jika melanggar wilayah Korea Selatan.
Mengenai Iran, Obama memperingatkan agar negara itu tidak mengembangkan senjata nuklir ilegal sebagaimana telah disepakati oleh dunia. “Pemimpin Iran harus mengerti bahwa tak ada jalan untuk melarikan diri dari pilihan itu. Iran harus bertindak bersungguh-sungguh dan menempatkan tuntutan ini sebagai sesuatu yang penting. Iran harus melaksanakan kewajiban mereka“ pesan ini disampaikan Obama terkait sikap Iran yang beberapa kali dianggap tidak serius bekerjasama menerima tim inspeksi dari Badan Tenaga Atom Internasional, IAEA.
Baik kepada Iran maupun Korea Utara, Obama memperingatkan bahwa perjanjian terkait soal nuklir itu mengikat: "Aturan akan ditegakkan. Dan pelanggaran akan memiliki konsekuensi“. Obama menambahkan “Kami menolak menyerahkan diri untuk masa depan di mana makin banyak dan banyak lagi rejim yang memiliki senjata paling mematikan di dunia“.
Dunia Tanpa Senjata Nuklir
Obama memaparkan kemajuan kerjasama pengurangan senjata nuklir dengan Rusia. Amerika kini telah bergerak maju bersama negara itu untuk mengurangi persenjataan nuklir.
Kedua negara telah sepakat untuk mengurangi sekitar 17.000 ribu plutonium untuk senjata nuklir dan mengubahnya menjadi tenaga listrik. Kedua negara juga telah menyepakati perjanjian START yang disebut Obama sebagai “Perjanjian paling komprehensip mengenai kesepakatan pengawasan senjata nuklir selama hampir dua dekade terakhir“.
Obama menegaskan janjinya untuk mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir. Ia menyatakan dengan tegas bahwa Amerika punya lebih banyak dari yang dibutuhkan dan karena itu bisa memangkas persenjataan tanpa memperlemah keamanan dirinya atau sekutu-sekutunya.
Pernyataan Obama ini berseberangan dengan pendapat partai oposisi yakni Partai Republik, yang mengecam program pengurangan anggaran militer Obama dan menyebut itu akan membahayakan keamanan Amerika dan sekutu-sekutunya.
"Sebagai satu-satunya negara yang pernah menggunakan senjata atom, Amerika ingin mengurangi senjata nuklir", kata Obama sambil menambahkan "Sebagai seorang ayah, saya tak ingin melihat anak-anak saya tumbuh di dunia dengan ancaman nuklir".
Andy Budiman/ ap/rtr
Editor: Hendra Pasuhuk