Jerman Kesulitan Temukan Apartemen untuk Pencari Suaka
25 Juli 2023Berkali-kali pemerintah kota Fulda meminta bantuan warga yang punya kamar agar menampung pencari suaka dan pengungsi perang dari Ukraina. Parlemen lokal pada pertengahan Juli akhirnya menulis surat kepada pemerintahan pusat di Berlin, melaporkan banyak kota dan distrik sudah "benar-benar berada pada batas kapasitas mereka" untuk mengakomodasi para pencari suaka dan pengungsi.
Meski sekarang kedatangan pengungsi dari Ukraina terus berkurang, tapi jumlah pencari suaka di Jerman terus meningkat. Kantor untuk Migrasi dan Pengungsi menghitung ada lebih dari 162.000 permohonan suaka dari Januari hingga Juni 2023. Kebanyakan pemohon suaka datang dari Suriah (sekitar 44.000), diikuti oleh Afganistan (sekitar 28.000) dan Turki (sekitar 19.000). Selain itu ada sekitar 20.000 pengungsi dari negara-negara Afrika yang mengajukan suaka di Jerman.
"Hingga akhir tahun 2023 ini, jumlah pemohon suaka diperkirakan akan mencapai sekitar 300.000 orang", kata Boris Kühn dari kelompok penelitian kebijakan migrasi di Universitas Hildesheim. Para pengungsi yang tiba di Jerman akan didistribusikan ke seluruh negeri menurut rumus tertentu. Mereka akan mendapat akomodasi dan tidak bisa meninggalkan kawasan tinggalnya begitu saja. Tapi masalahnya sekarang: sebagian besar tempat akomodasi pengungsi sudah penuh, seringkali tidak ada tempat lagi untuk pendatang baru.
"Krisis akomodasi"
Peneliti migrasi Boris Kühn dan Julian Schlicht, koordinator kelompok "Bantuan untuk Pengungsi" di kota Tübingen, menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Saat ini, 25 persen orang yang datang ke Jerman pada tahun 2015/2016 masih tinggal di penampungan pengungsi. Ada kesulitan dan kemacetan dalam sistem pendataan dan pendistribusian.
Terutama di daerah dengan pasar perumahan yang ketat, sangat sulit bagi pengungsi yang sudah mendapat pengakuan status untuk menemukan apartemen sendiri. Jadi mereka seringkali tetap tinggal di pusat penampungan. Padahal tempat penampungan biasanya dirancang untuk menampung pengungsi dalam beberapa hari pertama saja.
Tapi Kühn dan Schlicht mengatakan, pasti ada perbedaan regional. Düsseldorf misalnya adalah salah satu kota yang berbeda. Ada sekitar 10.000 pengungsi perang Ukraina yang tiba di kota ini dalam waktu singkat pada tahun 2022. "Itu sama banyaknya dengan jumlah semua pengungsi pada 2015/2016, yang tiba di kota ini," kata Miriam Koch, Deputi Kebudayaan dan Integrasi di negara bagian Nordrhein-Westfalen. "Namun demikian, kami tidak kewalahan." paparnya.
Memang tidak semuanya berjalan mulus. "Tapi kami berhasil memulai struktur yang telah kami praktikkan sejak 2015," tegas Koch. Ini termasuk kerja sama berbagai badan "dan pengalaman bagaimana kota bisa mendapatkan apartemen".
Lebih banyak fleksibilitas dalam akomodasi
Kota Düsseldorf menerapkan "manajemen evakuasi", yang berarti bahwa otoritas kota secara proaktif mencari apartemen sewaan untuk pengungsi yang diakui statusnya. Ini juga termasuk meyakinkan pemilik properti swasta untuk menerima pengungsi sebagai penyewa. Kondisinya memang sering kali sulit. Miriam Koch bercerita tentang pemilik properti yang hanya bersedia menerima perempuan dan anak-anak dari Ukraina. "Dalam banyak kasus, persuasi harus dilakukan untuk menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran pemilik apartemen," katanya.
Di negara bagian Baden-Württemberg di selatan Jerman, beberapa kota bergabung untuk mencari tempat tinggal bagi pengungsi. Beberapa otoritas lokal bahkan membayar dana renovasi gedung agar makin banyak tempat tinggal dapat digunakan. Sementara kota yang lainnya menawarkan jaminan kerugian kepada pemilik rumah atau gedung atau menjamin pembayaran sewa untuk beberapa tahun pertama. Tujuannya adalah agar setelah beberapa tahun, penyewa dapat membuat perjanjian sewa sendiri dengan pemilik apartemen.
Tapi upaya itu saja belum cukup, kata Miriam Koch. Kota Düsseldorf juga mengimbau warganya untuk menerima pengungsi, dan bukan hanya dari Ukraina saja, dan mengimbau para migran yang sudah mapan di Jerman untuk menerima kerabat, teman, dan kenalan yang mengungsi.
Tapi semakin banyak kota sekarang ini menuntut, agar mereka hanya ditugaskan menerima pengungsi yang memang memiliki prospek untuk tinggal di Jerman. Distrik Fulda dalam resolusinya menyatakan: "Pencari suaka dan pengungsi yang baru tiba dari negara ketiga harus tetap berada di pusat penerimaan negara sampai pemeriksaan pertama selesai." Karena jika permohonan suaka mereka ditolak, sulit bagi pemerintah kota untuk memulangkan mereka ke negara asalnya.
Menurut statistik suaka dari Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi, ada sekitar 133.000 permohonan suaka diproses dan diputuskan pada paruh pertama tahun 2023. 48 persen permohonan ditolak. Jadi hanya setengah dari pemohon yang punya prospek untuk mendapatkan izin tinggal di Jerman.
(hp/as)