Pemohon Suaka Uni Eropa Tahun 2022 Hampir Satu Juta Jiwa
23 Februari 2023Menurut laporan Badan Suaka Uni Eropa (EUAA) pada Rabu (22/02), ada hampir satu juta orang yang mengajukan permohonan suaka ke negara-negara Eropa tahun 2022.
Badan tersebut mengatakan telah menerima sekitar 966.000 permohonan suaka tahun lalu, 50% lebih banyak dari permohonan yang diterima pada tahun 2021.
Permohonan suaka tidak hanya masuk ke negara-negara Uni Eropa (UE), tapi juga ke Norwegia dan Swiss yang bukan anggota dari UE.
Jumlah permohonan suaka tahun 2022 adalah yang tertinggi sejak 2016.
Hampir 1.251.815 orang mengajukan permohonan suaka di tahun itu, yaitu ketika konflik Suriah menciptakan gelombang pengungsi terbesar ke Eropa setelah Perang Dunia II.
Suriah dan Afganistan pemohon suaka terbesar
Dengan lebih dari 130.000 pemohon, warga Suriah menjadi kelompok terbesar yang mengajukan suaka.
Diikuti oleh warga Afganistan yang melarikan diri dari negara mereka setelah Taliban kembali berkuasa pada 2021, dengan 129.000 pemohon.
Dengan 55.000 pemohon, Turki menjadi kelompok terbesar ketiga yang mengajukan suaka karena melonjaknya inflasi dan krisis demokrasi di negara itu, demikian menurut EUAA.
Pemohon suaka dari Venezuela, Kolombia, Bangladesh, dan Georgia juga menembus rekor di tahun lalu, begitu pula dengan Maroko, Tunisia, dan Mesir. Sekitar 4% pencari suaka mengaku sebagai anak di bawah umur tanpa pendamping.
Menurut EUAA, lonjakan jumlah permohonan suaka di tahun 2022 sebagian disebabkan oleh pelonggaran pembatasan COVID-19, serta meningkatnya ketidakamanan ekonomi dan konflik di seluruh dunia.
Bagaimana dengan pengungsi Ukraina?
Menurut EUAA, sebagian besar pengungsi Ukraina tidak masuk dalam permohonan suaka di tahun 2022. Pasalnya, mereka dilindungi oleh sebuah mekanisme terpisah yang disebut sebagai Petunjuk Perlindungan Sementara. Petunjuk tersebut bertujuan untuk menghindari perlambatan proses suaka bagi pelamar lama dan baru.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 silam telah membuat pergerakan pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II, dengan lebih dari 7 juta orang meninggalkan negara tersebut. Sementara jutaan lainnya tetap mengungsi secara internal.
gtp/ha (AP, AFP)